Asing Memulai Penyerapan Saham Himbara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Saham-saham dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menunjukkan kemajuan yang signifikan setelah pemerintah mengumumkan rencana penyaluran dana sebesar Rp 200 triliun. Investor asing mulai memanfaatkan peluang ini dengan aktif membeli saham-saham bank milik negara.

Menurut data dari RTI Business, pada hari Kamis (11/9/2025), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengalami net foreign buy sebesar Rp 316,23 miliar. Pada hari yang sama, harga saham BRI naik 1,23% hingga mencapai Rp 4.130 per lembar. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) juga mencatat net foreign buy senilai Rp 12,59 miliar, meskipun harga sahamnya menunjukkan penurunan 0,45% pada perdagangan hari ini, yaitu Rp 4.400 per lembar.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) juga meraih perhatian investor asing dengan net foreign buy sebesar Rp 755,57 miliar. Harga saham BTN pada hari ini naik 1,48% hingga Rp 1.375 per lembar. Selain itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalami kenaikan 0,45% hingga Rp 4.500 per lembar, sedangkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) naik 1,88% hingga Rp 2.710 per lembar.

Pemerintah telah memindahkan dana sebesar Rp 200 triliun dari Bank Indonesia ke enam bank nasional, termasuk Himbara dan dua bank syariah, BSI dan BSN. Tujuannya adalah untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit yang lebih besar. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa dana ini akan digunakan secara efisien dan tidak akan mengendap karena harus menanggung biaya penempatan.

Purbaya juga mengungkapkan rencana untuk memindahkan sebagian dari Rp 430 triliun yang ada di bank sentral ke sistem perbankan. Dengan demikian, dana tersebut diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.

Dalam konteks global yang saat ini tidak stabil, particularly with the ongoing trade wars, the injection of funds into state-owned banks is expected to provide stability and drive economic growth. The move is seen as a strategic step to ensure liquidity and stimulate credit distribution, which is crucial for sustaining economic momentum amidst global uncertainties.

Studi kasus yang relevan menunjukkan bahwa injeksi dana pemerintah ke sektor perbankan seringkali memicu kenaikan saham dan meningkatkan keyakinan investor. Contohnya, saat krisis finansial 2008, intervensi pemerintah di berbagai negara berhasil menguatkan sector keuangan dan mendorong pemulihan ekonomi.

Dengan adanya dukungan dana ini, diharapkan bank-bank milik negara dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat dan bisnis, sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi. Investor asing juga diperkirakan akan terus memantau perkembangan ini, sehingga saham Himbara memiliki potensi untuk terus menguat.

Peringkat ekonomi Indonesia berpeluang naik jika langkah ini berhasil menstimulasi sektor kredit. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi pemberi kredit, tetapi juga untuk para calon pembeli properti, usaha kecil hingga menengah, dan berbagai sektor ekonomi lainnya. Dengan demikian, ini bukan hanya tentang kenaikan saham, tetapi juga tentang dukungan yang lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Kesimpulan, dengan langkah strategis ini, tidak hanya menguatkan posisi bank milik negara, tetapi juga memberikan harapan yang lebih cerah bagi masa depan ekonomi Indonesia. Investasi dalam likuiditas dan penyaluran kredit adalah langkah yang tepat, sehingga setiap aktor ekonomi dapat merasakan dampaknya.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan