Kementerian Koordinator Pangan Akan Berikan Bantuan Bantuan Pangan untuk Korban Banjir di Bali

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan simpatinya terhadap kejadian banjir di Bali yang saat ini dideklarasikan sebagai status tanggap darurat. Ia mengarahkan penyediaan bantuan pangan melalui Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang terkena dampak.

“Kehadiran pemerintah pada saat rakyat memerlukan bantuan merupakan tanda komitmen kita dalam menjamin ketahanan pangan, lebih-lebih dalam situasi krisis,” tutur Zulhas kepada media pada hari Kamis, 11 September 2025. Bantuan yang disalurkan meliputi beras, makanan siap saji, paket gizi khusus anak dan balita, serta air minum dan suplemen untuk wilayah yang terisolasi.

Kementerian yang dipimpin oleh Zulhas juga menegaskan bahwa proses distribusi bantuan akan dijalankan dengan transparansi dan akuntabilitas. Selain itu, evaluasi kebutuhan tambahan akan dilakukan secara rutin berdasarkan laporan dari lapangan. Pemerintah berharap upaya ini dapat membantu meredakan beban warga Bali, mempercepat proses pemulihan, serta mengukuhkan semangat kebersatuan nasional di tengah bencana.

“Kami berduka atas tragedi banjir yang melanda Bali. Doa kami juga untuk para korban jiwa dan seluruh masyarakat yang terpengaruh,” tambahnya.

Bencana banjir pada umumnya disebabkan oleh curah hujan yang ekstrim dan sistem drainase yang tidak memadai. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa Bali mengalami musim hujan yang lebih intens sejak awal 2025. Hal ini menjadi tantangan bagi pengelolaan air dan mitigasi bencana di daerah tersebut.

Menurut studi terbaru dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kerentanan wilayah pesisir seperti Bali terhadap bencana banjir semakin meningkat akibat perubahan iklim. Penggunaan teknologi prediksi cuaca dan sistem peringatan dini diperlukan untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.

Bali, sebagai salah satu destinasi wisata utama Indonesia, juga harus mempertimbangkan strategi adaptasi iklim dalam pengembangan infrastruktur. Investasi pada infrastruktur tangguh, seperti bendungan dan sistem pengaliran air, bisa membantu meminimalkan kerusakan akibat banjir.

Bencana ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya soliditas sosial dalam menghadapi krisis. Masyarakat dapat berkontribusi dengan menyumbangkan bantuan atau melibatkan diri dalam upaya pemulihan. Ketahanan pangan dan ketangguhan komunitas menjadi kunci dalam menghadapi tantangan masadelapan ini.

Kita semua memiliki peran dalam membangun kembali Bali. Mari berdiri bersatu untuk mendukung warga yang terdampak dan membuat pulau tersebut lebih kuat lagi di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan