Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology mengungkapkan bahwa sebagian besar generasi Z (Gen Z) tak menyadari diri mereka telah terkena diabetes. Kondisi ini dialami oleh sekitar 44 persen individu berusia 15 tahun ke atas secara global.
Studi ini, yang dirilis pada Senin (7/9/2025), meneliti data dari 204 negara dan wilayah selama periode 2000 hingga 2023. Analisis dilakukan melalui tinjauan sistematis terhadap literatur dan hasil survei yang dipublikasikan.
“Sebagian besar kasus diabetes yang kami temukan dalam penelitian ini adalah diabetes tipe 2,” ujar Lauryn Stafford, penulis utama studi, seperti dikutip dari CNN.
Menurut International Diabetes Foundation, sekitar 1 dari 9 orang dewasa di seluruh dunia hidup dengan diabetes. Sementara di Amerika Serikat, 11,6 persen warga negara tersebut mengidap penyakit ini, berdasarkan data tahun 2021 dari American Diabetes Association.
“Kami menemukan bahwa 56 persen pasien diabetes sadar akan kondisi kesehatannya, sedangkan sisanya belum mengetahuinya,” tambah Stafford, yang merupakan peneliti di Institute for Health Metrics and Evaluation.
“Secara global, terdapat perbedaan yang signifikan antar wilayah, serta berdasarkan usia. Umumnya, negara-negara dengan pendapatan tinggi lebih efektif dalam mendeteksi diabetes dibandingkan negara berpendapatan rendah dan menengah,” terangnya.
Gen Z menjadi kelompok usia paling banyak yang tak menyadari diri mereka terkena diabetes. Ini disebabkan oleh minimnya skrining kesehatan yang dilaksanakan pada kelompok usia muda.
“Hanya 20 persen individu dari kalangan dewasa muda yang mengetahui diri mereka terpapar diabetes,” katanya.
Faktor lain yang menyumbang adalah promosi skrining rutin yang masih terbatas untuk generasi muda dibandingkan dengan kelompok usia lanjut. Organisasi besar seperti American Diabetes Association merekomendasikan skrining tahunan untuk orang berusia 35 tahun ke atas.
“Anda bisa hidup dengan kadar glukosa tinggi selama beberapa tahun tanpa sadar, sampai tiba-tiba mengalami komplikasi,” soroti Stafford.
Dampak kesehatan yang ditimbulkan bervariasi, tergantung lama waktu seseorang mengidap diabetes sebelum terdeteksi.
“Pendeteksian dini diabetes sangat penting karena memungkinkan penanganan yang tepat waktu untuk mencegah atau menunda komplikasi jangka panjang seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kerusakan saraf, dan kehilangan penglihatan,” ujar Dr. Rita Kalyani, kepala ilmiah dan medis di American Diabetes Association.
Sekitar sepertiga orang dewasa baru didiagnosis diabetes setelah gejala awal mereka muncul, menurut studi tahun 2018.
Gejala diabetes meliputi peningkatan rasa haus atau lapar, frekuensi buang air kecil yang meningkat, penglihatan kabur, penurunan berat badan yang tidak terduga, dan kelelahan. Namun, pada tahap awal, kebanyakan pasien tak menunjukkan gejala apapun, yang menjadikan skrining dan diagnosis sangat penting.
Jika seseorang mengalami salah satu gejala ini atau memiliki riwayat diabetes dalam keluarga, para ahli menyarankan untuk menjalani tes glukosa.
Pada tahun 2023, sekitar 40 persen pasien diabetes yang didiagnosis lebih awal mencapai hasil optimal dalam mengkontrol kadar gula darah, kata Stafford. Hal ini menguatkan pentingnya upaya di masa depan untuk memastikan lebih banyak orang menerima dan mematuhi pengobatan yang tepat setelah diagnosis.
Hanya 4 dari 10 pasien yang mencapai hasil terbaik merupakan fakta yang mengganggu, terutama dengan adanya berbagai pengobatan yang sudah ada, seperti insulin, Metformin, dan obat GLP-1.
Pasien diabetes juga mungkin mengalami masalah kesehatan lainnya, seperti hipertensi atau penyakit ginjal kronis, yang dapat membuat proses pengobatan semakin rumit.
Pengetahuan dan kesadaran akan gejala awal diabetes sangat krusial untuk mengatasi penyakit ini. Dengan skrining rutin dan tindakan pencegahan awal, kita bisa mengurangi risiko komplikasi yang serius. Jangan biarkan diabetes berjalan tanpa diketahui, karena deteksi dini bisa sangat berarti dalam menjaga kesehatan Anda.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.