Bapak AI Memprediksi Terjadinya Pengangguran Besar-besaran

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Geoffrey Hinton, seorang pionir di bidang kecerdasan buatan yang dijuluki sebagai Bapak AI dan peraih penghargaan Nobel, menyampaikan pandangan pesimis mengenai masa depan teknologi ini. Dalam wawancara dengan Financial Times, ia mengungkapkan bahwa eksekutif perusahaan teknologi yang mempromosikan narasi positif tentang AI sebenarnya sedang membohongi diri sendiri dan publik.

Menurutnya, kaum elit akan memanfaatkan AI untuk mengambil alih pekerjaan manusia, yang akan memicu lonjakan pengangguran dan memperlebar ketimpangan ekonomi. “Yang terjadi nanti adalah segelintir orang menjadi semakin kaya, sementara mayoritas lainnya semakin miskin. Ini bukan kesalahan AI, melainkan sistem kapitalis,” jelas Hinton.

Meski tidak menyebutkan garis waktu yang pasti, ia menegaskan bahwa fenomena ini sudah mulai terlihat sekarang, dengan beberapa perusahaan besar memberhentikan karyawan dan menggantikan peran mereka dengan sistem otomatis. Walaupun ada usulan seperti pendapatan dasar universal (UBI) dari tokoh seperti Sam Altman dari OpenAI, Hinton berpendapat bahwa solusi tersebut tidak akan mengatasi dampak psikologis seperti hilangnya harga diri dan tujuan hidup akibat kehilangan pekerjaan.

Terkait potensi kecerdasan buatan mencapai tingkat superintelijen, Hinton memperkirakan hal itu bisa terjadi dalam kurun 5 hingga 20 tahun mendatang. Saat ditanya bagaimana generasi muda harus menyikapi ancaman ini, ia justru menyarankan agar mereka tidak terlalu optimis. “Mengapa harus positif? Mungkin dengan bersikap realistis, mereka bisa lebih siap menghadapi tantangan,” ujarnya.

Ia memberikan analogi tentang invasi alien yang bisa diprediksi dalam satu dekade. “Jika Anda tahu ancaman nyata akan datang, bukankah lebih baik fokus pada persiapan daripada berpura-pura semuanya baik-baik saja?” tambahnya. Hinton mengakui bahwa di usianya yang sudah 77 tahun, ia mungkin tidak akan menyaksikan puncak dampak revolusi AI.

AI memang membawa kemajuan luar biasa, tetapi juga tantangan yang tak bisa diabaikan. Ketimbang terlena dengan iming-iming kemudahan, penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan besar ini. Edukasi, kebijakan yang adil, dan kesadaran kolektif menjadi kunci agar teknologi benar-benar bermanfaat bagi manusia, bukan justru memperburuk kesenjangan.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan