IHSG Turun 2 Hari Berturut-Turut Setelah Dana Asing Cabut Rp4 Tribu Usai Pengganti Sri Mulyani Diangkat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pasar saham Indonesia melahirkan penurunan dalam dua hari trading terbaru, disertai dengan penurunan investasi asing yang mencapai Rp 4,55 triliun. Menurut data dari RTI Business, perdagangan Selasa (9/9) mencatat penjualan bersih oleh investor asing sebesar Rp 4,55 triliun, sedangkan pada Senin (8/9), angka tersebut mencapai Rp 525,94 miliar. Dalam skala tahunan 2025, investasi asing yang keluar dari pasar saham Indonesia telah mencapai Rp 60,22 triliun.

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst dari PT Mirae Asset Sekuritas, mengungkapkan bahwa penurunan IHSG terjadi sebagai tanggapan terhadap pergantian Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dengan Purbaya Yudhi Sadewa. Ia menyatakan bahwa perubahan ini menjadi trigger bagi penurunan pasar. Namun, Nafan memperkirakan bahwa sentimen ini hanya sementara, dengan harapan Purbaya dapat membuktikan kemampuannya sebagai menteri baru.

Kondisi IHSG mulai berubah sejak penutupan trading Senin, saat indeks saham Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,28%, berakhir di level 7.766,84. Penurunan ini terjadi setelah Prabowo Subianto melantik Purbaya sebagai Menteri Keuangan. Pada pembukaan Selasa, penurunan berlanjut dengan koreksi sebesar 0,28%, mencapai 7.744,98. Namun, sekitar pukul 09.05 WIB, IHSG mulai membaik naik 0,18% ke 7.781,14. Pada akhir trading, IHSG menutup di zona merah dengan penurunan 1,78%, mencapai 7.628,60.

Penurunan ini dianggap wajar oleh para analis sebagai reaksi pasar terhadap perubahan kabinet. Pada Rabu (10/9), IHSG kembali mengalami kenaikan 0,56% di awal trading, mencapai 7.671,35, dengan volume trading sebanyak 2,05 miliar dan nilai transaksi Rp 1,57 triliun.

Dari situasi ini, dapat disimpulkan bahwa perubahan politis dapat memengaruhi pasar saham. Namun, stabilitas dan kepercayaan terhadap pemimpin Baru menjadi kunci untuk memulihkan sentimen pasar. Investor harus tetap waspada terhadap perkembangan selanjutnya, sementara pemerintah perlu menunjukkan kejelasan dalam kebijakan untuk membangun kembali keyakinan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan