SpaceX Pamer Satelit Nusantara Lima dalam Pelindung Jelang Peluncuran yang Langka

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

SpaceX mengalami kendala dalam mengirim Satelit Nusantara Lima ke orbit setelah dua kali penundaan disebabkan kondisi cuaca tidak mendukung di Cape Canaveral, Florida. Perusahaan milik Elon Musk sempat memperlihatkan penampakan satelit tersebut sebelum peluncuran.

Gambar yang diunggah ke platform X menampilkan satelit itu terpasang rapi di dalam fairing, komponen pelindung di bagian atas roket yang berfungsi melindungi muatan saat melewati atmosfer. Biasanya, foto semacam ini jarang dibagikan kecuali ada izin khusus dari pihak terkait.

Upaya peluncuran kedua sempat hampir terjadi, tetapi dihentikan tiba-tiba saat hitungan mundur mencapai 30 detik. Penyebabnya adalah ketiadaan izin cuaca dari pihak berwenang. Adi Rahman Adiwoso, CEO PSN, menjelaskan bahwa Air Force K45 menilai kondisi atmosfer terlalu berisiko untuk melanjutkan misi.

Air Force K45 merujuk pada 45th Weather Squadron (45 WS), divisi cuaca di bawah Space Launch Delta 45 yang bertugas memantau kondisi peluncuran di Cape Canaveral dan Kennedy Space Center. Mereka bekerja sama dengan FAA, NASA, dan operator swasta seperti SpaceX untuk memastikan keamanan misi.

Tim ini memberikan analisis cuaca secara real-time, mulai dari prakiraan hingga peringatan last-minute, berdasarkan parameter seperti kecepatan angin, potensi badai, dan risiko atmosfer lainnya. Jika salah satu faktor tidak memenuhi syarat, peluncuran bisa dibatalkan demi keselamatan.

Penundaan di detik terakhir bukan hal aneh dalam industri antariksa. Baik NASA maupun misi komersial sering mengalami hal serupa karena pertimbangan keamanan. Meski menjengkelkan, keputusan ini melindungi aset bernilai tinggi dan keselamatan publik.

Peluncuran dijadwalkan ulang keesokan harinya, 10 September waktu Florida atau 11 September WIB. Roket Falcon 9 akan menjalani prosedur dua tahap: tahap pertama (booster) memberikan dorongan awal sebelum kembali ke Bumi, sementara tahap kedua membawa satelit menuju orbit.

Setelah fairing terlepas, Nusantara Lima akan ditempatkan di orbit transfer geostasioner sebelum mencapai posisi akhir di 113° Bujur Timur. Dengan kapasitas 160 Gbps dan 101 beam Ka-band, satelit ini akan memperluas jaringan internet cepat di Indonesia, Filipina, dan Malaysia.

Mengoptimalkan infrastruktur digital membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Meski kendala cuaca menghambat, langkah antisipatif justru membuktikan profesionalisme dalam industri antariksa. Teknologi terus berkembang, dan setiap penundaan adalah investasi untuk keberhasilan jangka panjang.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan