Pengungkapan Proses Ganti Jabatannya Sri Mulyani Selama Sidang Kementerian Keuangan

Sri Mulyani Indrawati telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan. Pada Senin, Purbaya Yudhi Sadewa resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menggantikan posisinya, dan pada Selasa, serah terima jabatan secara resmi dilakukan. Perubahan posisi strategis ini terjadi dengan sangat tiba-tiba. Menurut laporan Reuters, Rabu (10/9/2025), Sri Mulyani baru mengetahui dirinya akan diganti sejam sebelum Purbaya dilantik di Istana Negara, Jakarta Pusat. Informasi ini disampaikan oleh dua sumber anonim yang menjelaskan detil perubahan jabatan tersebut.

Sri Mulyani sedang memimpin rapat dengan pejabat tinggi kementeriannya pada Senin siang ketika ia menerima pemberitahuan dari Kantor Presiden. Pengumuman tersebut diterima pada pukul 14.30 WIB, tepat sajam sebelum pelantikan Purbaya. Selain itu, rapat yang rencananya akan diadakan Sri Mulyani dengan Presiden Prabowo Subianto pada pagi hari itu tiba-tiba dibatalkan.

Sri Mulyani dan Purbaya sebelumnya memiliki peran yang saling berhubungan erat. Purbaya sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kementerian Keuangan, LPS, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kerap bekerja sama dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Perubahan posisi ini mengangkat perdebatan. Apakah Sri Mulyani secara sukarela mengundurkan diri atau Presiden Prabowo yang memutuskan untuk menggantinya. Istana telah memberikan keterangan resmi terkait hal ini. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa pergantian menteri adalah hak prerogatif presiden, dan hal tersebut dilakukan setelah evaluasi.

Prasetyo menolak untuk membenarkan atau menolak kabar bahwa Sri Mulyani mengundurkan diri. “Bukan mundur, bukan dicopot. Pak Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tentu memiliki hak prerogatif. Oleh karena itu, atas evaluasi beliau, ada perubahan formasi,” ucapnya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).

Ketika ditanya lagi tentang apakah Sri Mulyani mundur atau dicopot, Prasetyo menanggapi dengan sederhana. Menurutnya, perubahan formasi kabinet adalah hak Presiden, dan semua pihak seharusnya percaya pada keputusan Prabowo. “Itu hak Presiden. Kenapa jadi mundur-mundur? Bismillah saja, apa yang menjadi keputusan Presiden semoga membawa kebaikan bagi kita semua,” katanya.

Perubahan ini menimbulkan spekulasi dan reaksi beragam dari berbagai kalangan. Para ahli ekonomi dan analis politik beragam pendapat tentang implikasi perubahan jabatan ini. Selain itu, adanya keraguan tentang apakah keputusan ini dilakukan berdasarkan evaluasi performa atau keputusan strategis lain.

Perawatan sistem keuangan dan stabilitas ekonomi menjadi perhatian utama dalam perubahan ini. Purbaya, dengan pengalaman di LPS, diharapkan dapat mencatat prestasi yang sama atau bahkan lebih baik dalam menjaga kestabilan keuangan negara. Warga juga mengikuti perkembangan ini dengan penuh antusias, mengharapkan kebijakan-kebijakan yang lebih efektif untuk pengembangan ekonomi.

Perubahan jabatan menteri keuangan tidak hanya berdampak pada lingkup pemerintahan, tetapi juga pada pasar dan investasi. Investor dan kalangan usaha akan memantau langkah-langkah baru yang akan diambil oleh Purbaya dalam mengelola keuangan negara. Diharapkan, perubahan ini dapat diperkuat dengan kebijakan yang transparan dan inklusif.

Masih banyak yang belum diketahui tentang alasan sebenarnya di belakang perubahan jabatan ini. Namun, satu hal yang pasti, perubahan tersebut menunjukkan dinamika dalam pemerintahan yang terus berubah serta tantangan baru yang akan dihadapi oleh Purbaya dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Keuangan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page