Makanan Sehat untuk Memperpanjang Umur Menurut Ahli Gizi Jepang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Makanan yang dikonsumsi oleh orang Jepang memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan mereka. Jepang dikenal karena warganya yang hidup panjang dan sehat, dengan Okinawa sebagai salah satu area “blue zone” yang menunjukkan umur panjang dan rendahnya penyakit kronis. Salah satu kunci kebiasaan makan orang Jepang adalah konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi dan berfokus pada kesehatan.

Michiko Tomioka, seorang ahli gizi, menjelaskan bahwa salah satu prinsip penting dalam pola makan Jepang adalah makan dengan kesadaran penuh. Selain itu, mereka juga mengamalkan konsep Ikigai, yang berarti mencari tujuan hidup. Kedelai adalah salah satu makanan favorit di Jepang karena kaya akan serat, vitamin B, kalium, dan polifenol. Michiko selalu menyimpan berbagai jenis kedelai seperti edamame, kinako, susu kedelai, natto, dan miso.

Selain kedelai, Michiko juga menyukai kacang merah azuki yang mengandung polifenol, serat, protein, dan vitamin B yang membantu mencegah peradangan. Rumput laut, atau kaiso, juga populer di Jepang dan disukai Michiko karena rendah kalori, tinggi serat, serta kaya akan mineral seperti yodium, zat besi, kalium, magnesium, vitamin B12, dan asam lemak omega-3. Ia menyimpan lima hingga sepuluh jenis rumput laut di dapurnya.

Makanan fermentasi seperti miso, natto, dan nukazuke adalah favorit di Jepang. Makanan ini kaya akan probiotik yang membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi, serta menurunkan risiko penyakit. Setiap daerah memiliki jenis miso dan acar khas berdasarkan cuaca, tanaman, budaya, dan gaya hidup. Matcha, atau teh hijau, juga populer karena mengandung vitamin C, vitamin B, serat, protein, dan polifenol yang anti-inflamasi. Michiko dan bibinya, yang berusia 99 tahun, selalu memulai hari dengan matcha.

Biji wijen selalu tersedia di rumah Jepang. Michiko lebih suka menggunakan biji wijen giling atau pasta agar mendapatkan manfaat gizi optimal. Wijen kaya vitamin B dan E, protein, serat, serta mineral seperti magnesium, kalsium, dan fitosterol yang membantu mengatur kadar kolesterol. Tahu, sebagai sumber protein tanpa kolesterol, digunakan dalam berbagai masakan. Michiko mengolah tahu menjadi burger, isi pangsit, campuran nasi goreng sayuran, sup, kari vegan, hummus, lauk, saus salad, dan pencuci mulut.

Jahe digunakan secara luas di Jepang dan Indonesia karena manfaatnya untuk meningkatkan imunitas dan metabolisme. Michiko menyebutkan bahwa jahe juga membantu meredakan sakit perut atau masuk angin. Ia selalu menyantap umeboshi buatan ibunya dengan jahe dan acar shiso merah, serta minum teh jahe hangat dengan goji kering, kayu manis, matcha, dan kudzu. Jamur shiitake kaya protein, vitamin D, dan vitamin B, serta mengandung lentinan yang membantu melawan peradangan. Michiko menggunakan shiitake kering untuk membuat dashi atau menambahkannya ke sup miso, saus, cuka, dan kari.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa pola makan Jepang dapat meningkatkan umur panjang dan kesehatan. Studi menunjukkan bahwa konsumsi makanan fermentasi dan serat dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes. Analisis unik dan simplifikasi: Makanan tradisional Jepang tidak hanya lezat tetapi juga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Dengan menggabungkan berbagai jenis makanan kaya nutrisi, orang Jepang menunjukkan bahwa pola makan sehat dapat meningkatkan kualitas hidup.

Orang Jepang menghargai makan sehat dan berfokus pada nutrisi. Dengan mengamalkan pola makan yang seimbang dan mengonsumsi berbagai jenis makanan tradisional, mereka dapat mempertahankan kesehatan dan umur panjang. Kesimpulan: Pola makan orang Jepang mengajarkan kita bahwa kesehatan dan umur panjang bisa dicapai dengan konsisten mengonsumsi makanan yang bermanfaat.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan