Elon Musk Tak Hadir di Acara yang Diundang Bersama Bos Teknologi Trump

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

di Jakarta, beberapa tokoh penting dari dunia bisnis dan teknologi hadir pada suatu acara makan malam di Gedung Putih bersama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, salah satu nama yang hilang dalam daftar tamu adalah Elon Musk, penguasa Tesla. Acara tersebut, yang berlangsung pada Kamis waktu setempat, dihadiri banyak pejabat teknologi terkemuka, termasuk Mark Zuckerberg dari Meta, Tim Cook dari Apple, Bill Gates pendiri Microsoft, Sam Altman dari OpenAI, Sundar Pichai dari Google, dan Satya Nadella dari Microsoft.

Menurut laporan CBS News pada hari Sabtu (6/9/2025), selama acara tersebut, Trump duduk bersebelahan dengan Zuckerberg, sedangkan Gates duduk di samping Ibu Negara Melania Trump. Trump, yang saat ini dekat dengan pemimpin Apple dan Nvidia, memuji para tamu sebagai “pemimpin revolusi dalam bisnis dan kecerdasan.” “Ini adalah kelompok dengan kecerdasan tinggi, dan saya sangat bangga pada mereka,” kata Trump.

Beberapa peserta diundang untuk berbicara, termasuk Zuckerberg, Nadella, dan Pichai. Bill Gates memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membahas perkembangan teknologi vaksin. Ia memuji program Operation Warp Speed yang dipimpin Trump untuk vaksin COVID-19 dan menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk penyakit seperti HIV dan anemia sel sabit.

Elon Musk, meski diundang, tidak dapat hadir dan mengirim perwakilan. Pejabat Gedung Putih mengkonfirmasi bahwa namanya termasuk dalam daftar undangan. “Saya diundang, tetapi sayangnya tidak bisa hadir. Saya mengirim perwakilan,” jawab Musk pada pengguna X yang tanya mengapa namanya tidak tercantum.

Hubungan antara Musk dan Trump sebelumnya mengalami keretakan awal tahun ini. Musk mengkritik Trump secara keras terkait pembelian negara dan kasus Epstein, bahkan berjanji membentuk partai politik baru bernama America Party, meski hingga sekarang belum terwujud. Namun, Trump baru-baru ini kembali meramalkan bahwa Musk akan kembali bergabung dengan Partai Republik. “Saya rasa dia tidak punya pilihan,” ucap Trump dalam wawancara radio. “Apakah dia mau bergabung dengan kaum kiri yang gila? Mereka gila. Dia adalah orang bijak, orang baik,” tambahnya.

Trump menggambarkan Musk sebagai orang yang memiliki 80% kepribadian super genius, tetapi 20% masalah. Menurutnya, jika bagian maslah tersebut dapat diatasi, Musk akan menjadi luar biasa. “Dia memang pernah salah langkah, tetapi itu wajar,” ucap Trump.

Sementara itu, perbedaan pandangan antara Musk dan Trump masih menjadi topik hangat di kalangan publik. Baik dari sisi teknologi, politik, maupun investasi, dua figurnya terus menarik perhatian dunia. Kehadiran atau tidaknya Musk pada acara ini justru memperlihatkan dinamisnya hubungan antara dunia bisnis dan politik di Amerika.

Ketika orang-orang berpikir tentang peran teknologi dalam masyarakat, hal ini mengingatkan kita bahwa inovasi bukan hanya tentang mesin dan algoritma, tetapi juga tentang hubungan manusia yang mendorong perubahan. Jika pemimpin seperti Musk dan Trump berkolaborasi, apa yang dapat dicapai? Hal ini mendorong kita untuk memikirkan lebih jauh tentang bagaimana teknologi dan keputusan politik dapat menggerakkan masa depan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan