Bagi Matthew English, seorang akuntan senior berusia 64 tahun asal Alabama, bangun jam tiga pagi setiap hari bukan untuk berolahraga atau menikmati keindahan subuh. Sejak bulan Oktober tahun lalu, hidupnya berputar autouran pencarian kerja yang tak kunjung berakhir. Ratusan lamaran yang dikirim, beragam wawancara yang diikuti, dan beragam strategi yang diujicobakan, namun hingga saat ini ia masih belom menemukan posisi yang tepat.
Setiap malamnya dihabiskan memikirkan rencana hari berikutnya. Apa saja pekerjaan yang layak dilamar? Apa strategi baru yang bisa dicoba? Apakah sudah waktunya mengirim email terima kasih setelah wawancara? Rutinitas ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
Kondisi finansial yang semakin mengkhawatirkan menambah beban mental. Tabungan yang semakin habis harus diatur dengan hati-hati untuk menutupi biaya hidup sehari-hari. “Tahun lalu saya tidak bisa membeli hadiah Natal seperti biasanya untuk keluarga, dan saya harus membatasi sumbangan amal yang selama ini sangat penting bagi saya,” ungkapnya dalam wawancara dengan Business Insider pada hari Sabtu (6 September 2025).
Pada awalnya, Matthew fokus melamar posisi yang sesuai dengan pengalaman akuntansi berjamannya. Namun seiring waktu, ia mulai membuka peluang lebih luas, termasuk pekerjaan freelance dan posisi yang tak memerlukan keterampilan khusus. Bahkan pada satu kesempatan, ia mencoba melamar sebagai maskot sapit di restoran. Semua upaya ini dilakukan demi bertahan dan mencari kesempatan.
Faktor usia menjadi salah satu hambatan utama. “Orang bisa saja menyukai CV saya, tapi ketika melihat saya beruban, botak, atau berkerut, itu pasti memberi kesan. Sulit dibuktikan, tapi saya yakin itu nyata,” tuturnya. Namun begitu, ia tidak menyerah. Matthew mencoba berbagai cara: menjaga jadwal lamaran yang konsisten, menyesuaikan CV dengan posisi yang dilamar, menghadiri pameran kerja, aktif di LinkedIn, dan memanfaatkan jaringan profesional serta pribadi.
Jaringan terbukti menjadi senjata paling ampuh. Beberapa kesempatan wawancara yang ia dapatkan berasal dari bantuan teman atau kenalan yang memastikan CV-nya sampai ke manajer HR. Bahkan ketika rekan kerja dalam jaringannya tidak membuka lowongan, mereka sering mengenalkannya kepada orang lain yang sedang mencari kandidat. Ia juga aktif sebagai relawan di organisasi nirlaba dengan harapan bisa bertemu orang yang dapat membantu di masa depan.
Matthew juga memanfaatkan ChatGPT untuk menelusuri lowongan kerja, mencari perusahaan lokal yang membutuhkan akuntan, atau mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan. Upaya ini semuanya dilakukan dengan harapan meningkatkan peluangnya.
Salah satu hal yang paling menyiksa bagi Matthew adalah menunggu kabar dari perusahaan selama berbulan-bulan. Ia pernah ikut wawancara tatap muka beberapa kali, mengirim email terima kasih, namun baru dua bulan kemudian pihak perusahaan meminta maaf karena posisi sudah terisi. Ia merasa tidak dihargai.
Baru-baru ini, ia mendapatkan pekerjaan kontrak tiga hari seminggu sebagai akuntan dengan gaji $28 per jam. Meski sudah ada penghasilan, ia masih membutuhkan posisi penuh waktu. Beban keuangan yang menumpuk membuatnya yakin bahwa pensiun hanyalah mimpi yang sulit dicapai. Matthew menyebut pengalaman ini sebagai bukti bahwa sistem perekrutan saat ini rusak.
Ia merasa bukan satu-satunya yang mengalami kesulitan ini. Pekerja muda dan senior sama-sama menghadapi tantangan yang berat. Menurutnya, sistem ini perlu diperbaiki agar proses mencari kerja tidak menjadi siksaan bagi para pencari kerja yang serius dan berdedikasi.
Kepada mereka yang sedang menghadapi situasi serupa, ingatlah bahwa kemampuan dan dedikasimu tetap berharga. Meskipun jalan menuju kesempatan bisa panjang, tetaplah berjuang dan tetaplah percaya pada diri sendiri. Setiap upaya yang kau lakukan hari ini nantinya akan menjadi fondasi kesuksesan besok.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.