Domino’s Pizza Menutup 312 Gerai, Akibatkan Kerugian Sebesar Rp60 Miliar

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Domino’s, sebuah jaringan restoran pizza yang populer, telah menutup 312 gerainya di berbagai belahan dunia. Dari jumlah tersebut, mayoritas penutupan terjadi di Jepang, dengan 233 gerai yang harus dihentikan operasionalnya.

Menurut laporan Financial Review pada hari Jumat (5 September 2025), biaya restrukturisasi akibat penutupan tersebut mencapai US$ 121 juta, yang setara dengan Rp 1,98 triliun (dengan kurs Rp 16.438 per dolar AS). Akibatnya, perusahaan mengalami kerugian bersih sebesar US$ 3,7 juta, atau Rp 60,82 miliar.

Kinerja Domino’s Pizza Enterprises kontras dengan tahun sebelumnya, ketika mereka masih meraih laba sebesar US$ 92,3 juta atau Rp 1,51 triliun. Perusahaan ini saat ini mengelola sekitar 3.500 gerai di Australia, Selandia Baru, Eropa, dan Asia.

Selain itu, Domino’s juga telah memotong dividen terakhirnya dari 50,4 sen per saham menjadi 21,5 sen per saham. Brand ini terkenal karena layanan pengantaran pesanan yang berhasil menarik banyak pelanggan selama pandemi Covid-19.

Jack Cowin, CEO Domino’s, menyatakan bahwa perusahaan akan berfokus pada strategi fundamental untuk menjaga daya saing, termasuk penghematan biaya, investasi ulang pada pemasaran, dan dukungan tambahan bagi mitra waralaba.

Salah satu langkah drastis yang diambil adalah penghentian diskon dan penggunaan voucher. Domino’s memilih strategi harga rendah sehari-hari untuk mengatasi penurunan penjualan yang telah menyebabkan kerugian tahunan pertama dalam dua dekade.

Cowin menjelaskan bahwa pelanggan sering bingung dengan banyaknya diskon, sehingga cenderung menunda pembelian hingga ada promosi khusus. Hal ini memengaruhi penjualan rutin. “Kita tidak tahu hasilnya, tetapi masalahnya adalah pelanggan tidak mendapatkan penawaran yang jelas,” tuturnya.

Selanjutnya, Domino’s akan menambahkan upaya penghematan biaya dengan fokus pada teknologi dan pemasaran, meski ada kemungkinan penurunan penjualan secara sementara. “Bisnis ini selalu berorientasi pada penjualan dengan segala cara, itu salah. Kita akan menoleransi penurunan penjualan jika lebih menguntungkan,” kata Cowin.

Tujuan utama adalah membuat pelanggan mengerti bahwa ada penawaran lebih bernilai daripada diskon biasa. Ini menunjukkan bahwa Domino’s sedang melakukan perombakan strategis untuk kembali fokus pada kualitas dan nilai jangka panjang.

Dalam industri makanan cepat saji yang kompetitif, keputusan ini menunjukkan bahwa Domino’s siap untuk berubah dan menyesuaikan diri. Fokus pada efisiensi dan pengalaman pelanggan akan menjadi kunci untuk memastikan keberlangsungan di masa depan.

Penerapan teknologi dan strategi pemasaran cerdas akan menjadi kunci sukses. Pelanggan diharapkan akan merespons positif terhadap perubahan ini. Inovasi dan adaptasi adalah kunci dalam menghadapi tantangan pasar yang dinamis.

Domino’s saat ini menghadapi tantangan besar, tetapi dengan visi jelas dan keputusan tegas, perusahaan ini berharap bisa kembali membangun kepercayaan pelanggan dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan