Beras SPHP Tersedia di Toko Modern dengan Harga Rp 62.500

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (NFA) telah mengajak pemerintah daerah dan Perum Bulog untuk memperkuat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras. Program ini ditujukan bagi 214 kabupaten dan kota yang masih mengalami fluktuasi harga beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) selama bulan Agustus.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, menekankan bahwa stok beras SPHP di ritel modern perlu terus diperkuat, terutama di daerah strategis. Hal ini bertujuan untuk membantuan distribusi beras ke pasar tradisional. Beras SPHP dijual pada ritel modern dengan harga Rp 12.500 per kilogram, atau Rp 62.500 untuk kemasan 5 kg.

214 kabupaten/kota tersebut tersebar di 33 provinsi. Berdasarkan zona, 113 kabupaten/kota berada di Zona 1, 81 di Zona 2, dan 20 di Zona 3. Data Panel Harga Pangan NFA menunjukkan peningkatan daerah dengan harga beras medium sesuai atau di bawah HET. Pada minggu pertama September, jumlah daerah yang memenuhi kriteria ini meningkat 49,8 persen menjadi 246 kabupaten/kota.

Realisasi penjualan beras SPHP dari Juli hingga September mencapai 126,2 ribu ton, dengan rata-rata penjualan harian sekitar 5,9 ribu ton. Capaian tertinggi tercatat pada 30 Agustus dengan penjualan 9,7 ribu ton dalam sehari. Ketut meminta penyaluran beras SPHP melalui berbagai kanal, termasuk Gerakan Pangan Murah (GPM), untuk mengendalikan harga beras.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menambahkan bahwa keberadaan beras SPHP di ritel modern sangat penting untuk memberikan pilihan beragam kepada masyarakat. Dia juga menjelaskan bahwa pemerintah akan mengatur regulasi beras khusus dengan syarat sertifikat izin edar.

Untuk mempermudah distribusi, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, mengumumkan relaksasi alur proses dan bantuan bagi daerah dengan kendala geografis. Sebagian kabupaten/kota di Papua belum dapat menjalankan program ini karena biaya angkut yang tinggi. Oleh karena itu, direncanakan pembukaan gudang filial di lokasi strategis untuk memudahkan distribusi.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan Bulog dalam penyaluran beras SPHP dapat meningkatkan ketersediaan pangan di wilayah terpencil. Studi kasus di beberapa daerah menunjukkan bahwa dengan adanya gudang transit, distribusi beras menjadi lebih efisien dan harga beras dapat stabil. Analisis unik dan simplifikasi: Program SPHP bukan hanya fokus pada harga, tetapi juga pada ketersediaan beras di berbagai kanal penjualan untuk memastikan aksesibilitas bagi masyarakat.

Upaya pemerintah dalam merampungkan distribusi beras SPHP ke 214 kabupaten/kota tersebut menunjukkan komitmen serius dalam mengendalikan fluktuasi harga beras. Dengan kerja sama yang optimal antara pemerintah, Bulog, dan ritel modern, diharapkan harga beras akan stabil dan masyarakat akan memiliki akses terhadap beras berkualitas dengan harga terjangkau. Inovasi seperti gudang filial dapat menjadi contoh yang baik bagi daerah lain yang memiliki kendala serupa.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan