Shell-BP Dipanggil untuk Mempertanggungjawabkan BBM Kosong

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) rencananya akan mengundang perusahaan penyedia bahan bakar minyak (BBM) pada pekan mendatang. Langkah ini diambil untuk menemukan solusi atas masalah kekosongan BBM yang terjadi di beberapa SPBU milik swasta.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Laode Sulaeman menjelaskan bahwa untuk mengatasi kekosongan BBM di beberapa SPBU tersebut, akan dilakukan penyinkronisan antara pasokan BBM swasta dan pasokan dari Pertamina. “Sebelumnya, Menteri telah memimpin rapat dan mengarahkan kita untuk melakukan proses sinkronisasi. Alasan? Karena SPBU swasta telah diberikan tambahan alokasi sebesar 10% dari alokasi tahun 2024. Jadi sekarang menjadi 110%,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Proses penyinkronisan ini juga diikuti dengan penegasan bahwa tidak akan ada penambahan impor untuk memenuhi kekosongan pasokan saat ini. Keputusan ini juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan Indonesia. “Sudah diberikan tambahan 10%, dan kita akan menyinkronkannya,” lanjutnya.

Selanjutnya, Laode memastikan bahwa tidak ada masalah terkait spesifikasi BBM jika perusahaan swasta mengambil BBM dari Pertamina. Hal ini karena spesifikasi sudah diatur oleh Direktorat Jenderal Migas. “Spesifikasi sudah ditetapkan di Diten Migas, syaratnya sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh Ditjen Migas. Teknisnya nanti akan dibahas lebih detail,” katanya.

Peningkatan efisiensi dalam penyediaan BBM dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menghindari kekosongan di SPBU. Dengan menyinkronkan pasokan antara pihak swasta dan Pertamina, diharapkan akan terjadi pengelolaan yang lebih baik serta peningkatan ketersediaan BBM di seluruh wilayah. Selain itu, pemantauan reguler terhadap kualitas BBM juga perlu diupayakan agar konsumen tidak terganggu.

Pemerintah juga harus terus berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur distribusi BBM, baik melalui pembangunan terminal baru maupun perbaikan jaringan pengiriman yang ada. Dengan demikian, masa depan suplai BBM di Indonesia akan lebih stabil dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan lebih efisien.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan