Udang beku yang diproduksi oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS) di Indonesia, tepatnya di Cikande, Kabupaten Serang, ditolak oleh Amerika Serikat dikarenakan diduga mengandung zat radioaktif cesium-137. Padahal, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Banten menyampaikan bahwa udang segar yang dikonsumsi masyarakat setempat masih dalam kondisi aman.
Wawan Gunawan, Kepala Dinas LHK Banten, menegaskan bahwa kasus pencemaran udang beku dengan zat radioaktif hanya terjadi di sekitar lingkungan pabrik. Penyebabnya masih dalam Investigasi oleh pemerintah pusat. Ia menjelaskan bahwa PT BMS adalah perusahaan modal asing (PMA) yang beroperasi di bawah wewenang pemerintah pusat. Selain itu, hasil investigasi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) juga masih berlangsung. Wawan menambahkan, di belakang perusahaan PT BMS terdapat pengumpul rongsokan yang masuk ke dalam kawasan perusahaan.
Udang yang diolah PT BMS diambil dari petani di Banten, tetapi Wawan membenarkan bahwa udang segar yang beredar di masyarakat tidak terkontaminasi. Menurutnya, pencemaran radioaktif hanya terjadi jika ada bahan yang mengandung unsur radioaktif di lokasi tersebut. Radioaktif biasanya berasal dari perusahaan peleburan atau pengumpul rongsokan besi tua yang mengandung unsur radioaktif. Oleh karena itu, tidak mungkin udang secara alami mengandung zat radioaktif. Wawan menegaskan kembali bahwa udang yang dikonsumsi masyarakat aman dari radioaktif dan meminta masyarakat tidak khawatir.
Sumber pencemaran radioaktif pada udang beku asal Indonesia yang diekspor ke AS diduga berasal dari tempat peleburan baja di sekitar pabrik produksi. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Selasa (19/8) waktu setempat mengumumkan penarikan udang beku impor dari Indonesia karena berpotensi terkontaminasi isotop radioaktif cesium-137 (Cs-137). Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Lingkungan Hidup, mengatakan ada indikasi bahwa cemaran radioaktif berasal dari peleburan besi dan baja yang mengandung radioaktif. Produk udang yang terkontaminasi ini diketahui berasal dari PT Bahari Makmur Sejati (BMS). Hanif memastikan permasalahan ini sedang ditangani secara serius oleh kementerian terkait. Pihaknya telah melokalisasi lokasi peleburan besi dan baja yang diduga memicu pencemaran.
Untuk produk udang yang diduga tercemar di AS, Hanif menyebut telah dilakukan re-impor. Beberapa produk telah dikembalikan, tetapi rinciannya akan disampaikan nanti. Pemerintah sedang menanggapi kasus ini dengan serius dan telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan keamanan produk ekspor Indonesia.
Tidak ada alasan untuk khawatir, karena udang yang dikonsumsi masyarakat masih aman. Pemerintah dan berbagai pihak terus berusaha untuk menjaga keamanan pangan dan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran radioaktif yang berbahaya. Marilah kita terus mendukung usaha-usaha lokal dan memastikan keberlanjutan industri dalam menjaga kualitas produk.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.