Singapura dan Malaysia BerSAting di Wisata Medis di Batam

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Jakarta, sektor wisata medis di Asia Tenggara akan mengalami persaingan yang lebih tajam dengan munculnya Mayapada Apollo Batam International Hospital (MABIH). Fasilitas kedokteran berstandar global ini adalah hasil kerjasama antara Mayapada Healthcare dan Apollo Hospitals India, dibangun di kawasan KEK Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam dengan anggaran melebihi satu triliun rupiah.

Inisiatif ini diharapkan menjadi pesaing serius bagi Singapura dan Malaysia, yang selama ini menjadi tujuan utama warga Indonesia untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Setiap tahun, sekitar dua juta orang mencari layanan medis di luar negeri, terutama Singapura, yang menyebabkan kerugian potensi devisa hingga Rp200 triliun.

Jonathan Tahir, Presiden Komisaris Mayapada Healthcare, menekankan bahwa pembangunan MABIH tidak hanya sebagai proyek komersial, tetapi juga sebagai strategi penting untuk meningkatkan kemandirian kesehatan masyarakat Indonesia.

Dalam acara peletakan batu pertama di Sekupang, Batam, Tahir menyampaikan, “Pembangunan MABIH bukan hanya investasi dalam bidang kesehatan, tetapi juga investasi untuk masa depan bangsa. Kami berusaha agar warga Indonesia dapat mengakses layanan medis berstandar internasional tanpa harus pergi ke luar negeri.”

Selain mengurangi arus pasien Indonesia ke Singapura dan Malaysia, Mayapada juga berambisi menarik pasar wisata medis global. Batam dipilih karena letaknya yang strategis, dekat dengan Singapura. Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, percaya fasilitas ini akan menjadi daya tarik baru.

“Kehadiran fasilitas medis berstandar internasional dari Mayapada akan menjadikan Batam sebagai tujuan alternatif bagi yang sebelumnya berobat ke luar negeri. Kita optimis juga dapat menarik pasien dari luar negeri untuk berobat di sini. Mayapada akan menjadi tujuan baru bagi wisata kesehatan di Batam,” katanya.

Sementara itu, Plt Sekjen Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, menyatakan bahwa langkah Mayapada sejalan dengan visi pemerintah menjadikan Batam sebagai pusat wisata medis. “Setiap tahun hampir dua juta orang Indonesia berobat di luar negeri, menyebabkan kerugian devisa hingga Rp200 triliun. Kehadiran MABIH diharapkan bisa mengurangi fenomena ini,” ujarnya.

Rumah sakit ini akan berdiri di atas lahan seluas 2,9 hektare dengan kapasitas 250 tempat tidur. Desainnya adalah green hospital karya HKS Singapore. Fasilitas unggulan termasuk perawatan kardiovaskular, onkologi, neurologi, ortopedi, hingga transplantasi organ. MABIH juga menawarkan teknologi mutakhir seperti bedah robotik generasi terbaru, pemantauan menggunakan kecerdasan buatan, serta terapi sel dan genetik.

Navin Sonthalia, Presiden Direktur & CEO Mayapada Healthcare, menambahkan bahwa strategi Batam sebagai KEK memungkinkan rumah sakit ini merekrut tenaga medis asing senior, meningkatkan kerja sama dengan tenaga medis lokal, serta menawarkan tarif yang kompetitif. “Semua ini untuk satu tujuan: menyediakan layanan medis canggih, berstandar internasional, dengan tarif yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia,” katanya.

Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya berusaha mengurangi ketergantungan pada layanan kesehatan luar negeri, tetapi juga berpotensi membalikkan arus pasien, dari wisata medis keluar negeri menjadi masuk ke Indonesia, menjadikan Batam sebagai rival baru Singapura dan Malaysia.

Kesimpulan:

Wisata medis internasional di Asia Tenggara semakin menarik, dan Indonesia kini mengembangkan potensi melalui MABIH di Batam. Dengan technologie terdepan dan tarif yang bersaing, ini bukan hanya solusi untuk mengurangi kerugian devisa, tetapi juga peluang untuk menjadikan Batam sebagai destinasi medis global.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan