Legislator Mekeng Menuntut Penjelasan Kunker Australia yang Telah Ditunda 3 Bulan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Marcus Mekeng, telah mengungkapkan soal kunjungan kerja (Kunker) ke Australia yang berlangsung dari 26 Agustus hingga 1 September 2025. Hal ini diperbincangkan secara luas di media sosial. Menurut Mekeng, rencana kunjungan tersebut telah disusun sejak tiga bulan sebelumnya.

“Kunjungan ini sudah direncanakan tiga bulan sebelumnya,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (2/9/2025).

Mekeng mengonfirmasi bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Ia menegaskan bahwa persiapan pembuatan visa membutuhkan waktu yang signifikan.

“Apakah bisa buru-buru mengurus visa?” tanyanya. “Tidak mungkin begitu saja tanpa persiapan.”

Mekeng menjelaskan bahwa setiap perjalanan, baik dalam negeri maupun luar negeri, memerlukan proses persetujuan yang panjang. Mulai dari persiapan dokumentasi, persetujuan pimpinan dewan, fraksi, hingga permohonan visa.

Kunjungan tersebut melibatkan diskusi mengenai Rancangan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), peran OJK, serta peran Bank Indonesia (BI). Mereka juga bertemu dengan Reserve Bank of Australia (RBA) untuk membahas sistem pembayaran di negara tersebut.

“Jika menggunakan Visa atau Mastercard, biaya transaksi mencapai 3 persen. Namun, jika menggunakan QRIS, biaya hanya 0,5 persen,” jelasnya.

Selain itu, anggota Komisi XI DPR juga mengunjungi Australian National Audit Office (ANAO), kedutaan besar Indonesia, serta mahasiswa penerima beasiswa LPDP. Selain itu, mereka juga mengunjungi Bank Sentral Australia untuk membahas sistem pembayaran yang diterapkan.

Kunjungan kerja ini tidak hanya fokus pada pertukaran ide, tetapi juga pada pemanfaatan teknologi pembayaran yang lebih efisien. Perbandingan biaya transaksi antara QRIS dan kartu kredit menunjukkan potensi signifikan untuk pengembangan sistem keuangan di Indonesia. Diskusi dengan pihak Australia dapat memberikan wawasan baru dalam mengelola sektor keuangan dengan lebih efisien.

Bagian ini tidak hanya menguatkan kerjasama bilateral, tetapi juga menyediakan landasan bagi pengembangan regulasi keuangan yang lebih canggih di Indonesia. Dengan memahami sistem yang digunakan oleh negara lain, Indonesia dapat menyesuaikan strategi pembangunannya agar lebih kompetitif dalam pasar global.

Kunjungan ini juga menguatkan hubungan antara Indonesia dan Australia dalam beberapa aspek, termasuk pendidikan dan keuangan. Pertemuan dengan mahasiswa beasiswa LPDP menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kerja sama akademik dan profesional. Selain itu, pertemuan dengan ANAO juga memberikan wawasan tentang praktik audit yang diterapkan di Australia, yang dapat menjadi referensi bagi Indonesia dalam pengembangan sistem audit domestik.

Dengan demikian, kunjungan kerja ini bukan hanya tentang pertukaran informasi, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih kuat dan berkelanjutan antara kedua negara. Ini juga menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan global dalam sektor keuangan.

Kunjungan kerja ke Australia ini mengungkapkan banyak hal yang berharga bagi Indonesia. Pertama, kita bisa memahami betapa pentingnya sistem pembayaran yang efisien. QRIS, misalnya, menawarkan biaya transaksi yang jauh lebih rendah dibandingkan kartu kredit internasional. Hal ini bisa menjadi pedoman bagi pembangunan sistem keuangan di Indonesia yang lebih inklusif dan efisien.

Kedua, kerjasama dengan Australia dalam sektor keuangan bisa menjadi titik tolak untuk meningkatkan kompetensi dan inovasi di Indonesia. Pertemuan dengan RBA memberikan wawasan tentang cara mengelola stabilitas keuangan dalam keadaan yang dinamis. Ini bisa menjadi pengalaman berharga bagi Bank Indonesia dalam mengejar tujuan stabilitas ekonomi nasional.

Terakhir, kunjungan ini juga menekankan pentingnya pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Pertemuan dengan mahasiswa beasiswa LPDP menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan adalah kunci untuk mengembangkan generasi yang kompeten di masa depan. Dengan mengembangkan talenta lokal melalui pendidikan berstandar internasional, Indonesia bisa lebih siap menghadapi tantangan global.

Dengan segala baik yang telah dilakukan selama kunjungan ini, kita bisa yakin bahwa Indonesia akan terus berkembang dan berinovasii dalam sektor keuangan. Hal ini tidak hanya untuk keuntungan ekonomi saja, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Membangun sistem keuangan yang lebih efisien dan inklusif adalah langkah penting untuk mendukung visi Indonesia sebagai negara yang maju dan mandiri.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan