Warga Kendangsari Surabaya Dapatkan Bantuan Unusa untuk Mengatasi Air Got yang Keruh

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Warga di Kampung Kendangsari RW 05, Kecamatan Tenggilis, Surabaya, kini dapat memanfaatkan air selokan untuk keperluan sehari-hari setelah diperkenalkan teknologi penjernih air dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Kampung yang dikenal dengan hidroponik ini tidak lagi mengalami masalah kehabisan air untuk menyirami tanaman.

Bantuan teknologi penyaringan air ini dimulai setelah pihak kecamatan, kelurahan, dan Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah, bekerja sama dengan Unusa. Alat yang disebut Unusa Water ini menggunakan proses penyaringan sederhana untuk mengubah air selokan menjadi air jernih. Air disaring melalui beberapa tingkat filter, termasuk pasir, karbon aktif, dan zeolit, sebelum disimpan di tandon. Hasilnya adalah air yang layak untuk sanitasi dan keperluan harian warga.

“Alhamdulillah, warga sudah tidak repot lagi mencari air untuk menyirami tanaman hidroponik,” ujar Ketua RW 05, Marto, Senin (1/9/2025). Selain untuk hidroponik, air yang sudah disaring juga bisa digunakan untuk mencuci motor dan aktivitas sehari-hari. Keberhasilan ini memang bergantung pada partisipasi dan perawatan bersama masyarakat.

Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie, dan Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, hadir dalam acara pemasangan alat ini. Kehadiran Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, dan Laila Mufidah juga menunjukkan dukungan pemerintah terhadap inovasi berkelanjutan. “Air selokan yang melimpah kini bisa diolah menjadi air bersih untuk tanaman dan sanitasi,” kata Laila. Ia juga mengapresiasi kerja sama antara warga dan Unusa untuk membangun lingkungan yang lebih ramah lingkungan.

Laila menegaskan bahwa pembangunan Kota Surabaya memerlukan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Ia berharap lebih banyak pihak ikut berkontribusi dalam mengembangkan inovasi berkelanjutan. “Setiap langkah kecil dari kampung-kampung akan berdampak besar bagi kemajuan bersama,” katanya.

Sambil memberikan bantuan alat penyaring air, Unusa juga menyediakan insinerator untuk pengolahan sampah ramah lingkungan, menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakar. Syafiuddin menjelaskan bahwa teknologi ini juga dikembangkan untuk pesantren di seluruh Indonesia. “Kami ingin membantu masyarakat, terutama yang memerlukan akses air bersih,” ujarnya. Alat penyaringan ini mudah dioperasikan, menggunakan bahan lokal, dan ondil murah.

Unusa telah melatih warga Kendangsari untuk mengoperasikan dan mengelola alat ini, termasuk perawatan rutin. Dengan bantuan ini, warga kini dapat mengoptimalkan sumber daya air selokan untuk keperluan hidroponik dan kehidupan sehari-hari.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat, khususnya dalam mengatasi masalah air bersih dan pengelolaan lingkungan. Kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan warga menjadi kunci dalam menciptakan solusi berkelanjutan. Setiap orang memiliki peran dalam membangun kota yang lebih baik, dengan mengoptimalkan sumber daya lokal dan berkolaborasi untuk menuju masa depan yang lebih hijau dan inklusif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan