Tes Urine Polisi Temukan 22 Orang Positif Narkoba di Gedung DPR dengan 1.240 Massa Ricuh

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Polisi telah melakukan tes urine pada 1.240 individu yang diamankan selama kerusuhan di gedung DPR/MPR RI. Dari hasil uji tersebut, terdeteksi 22 orang positif konsumsi narkoba. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa 14 orang positif sabu, 3 positif ganja, dan 5 positif benzoat.

Ade Ary mengungkapkan bahwa 1.240 orang tersebut diamankan dalam tiga tahap keamanan: 357 orang pada 25 Agustus, 814 orang pada 28-29 Agustus, dan 69 orang pada 31 Agustus. Dari jumlah tersebut, 1.113 orang telah dipulangkan, sedangkan 10 orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara itu, sisa individu masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.

Sembilan dari tersangka tersebut telah ditahan, sementara satu orang masih dalam proses pencarian.

Kerusuhan tersebut dimulai dari aksi damai yang dilakukan oleh mahasiswa, pelajar, dan masyarakat. Namun, sebagian peserta kemudian disusupi oleh provokator, yang akhirnya mengakibatkan kerusuhan. Kepolisian mengungkapkan kekhawatiran serius karena ada indikasi adanya mobilisasi pelajar dan anak-anak dalam aksi tersebut.

Beberapa fasilitas umum juga mengalami kerusakan, seperti halte Transjakarta, pagar pembatas jalan, dan kendaraan polisi. Selain itu, belasan aparat kepolisian menderita luka-luka akibat dilempar batu dan bom molotov.

Polda Metro Jaya meminta masyarakat untuk tetap tertib dalam melaksanakan unjuk rasa. Mereka juga mengajak orang tua untuk lebih memantau aktivitas anak-anaknya.

Aspirasi masyarakat dapat disampaikan, tetapi harus dilakukan dengan cara yang benar, tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Menurut data terbaru dari Badan Narkotika Nasional, penggunaan narkoba di kalangan remaja terus meningkat, dengan sabu dan ganja menjadi jenis narkoba yang paling sering dikonsumsi. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya pemantauan dan edukasi dari pihak keluarga dan pemerintah.

Kasus ini juga mengingatkan kita tentang dampak negatif kerusuhan yang tidak terkendali. Tidak hanya merusak properti umum, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian fisik dan emosional bagi korban. Pemantauan yang ketat terhadap aksi massa dan edukasi tentang cara menyalurkan aspirasi secara konstruktif sangat diperlukan.

Masyarakat harus sadar bahwa setiap tindakan yang dilakukan dapat memberikan dampak jangka panjang. Kerusuhan tidak hanya merusak lingkungan fisik, tetapi juga merusak citra sociedad. Kami harus bersama-sama berusaha untuk menciptakan perubahan positif melalui dialog dan kerjasama, bukan melalui kekerasan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan