Perusahaan Pindar Meningkatkan Literasi Keuangan Digital Melalui Inisiatif Inovatif.

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Otoritas Jasa Keuangan telah menetapkan beberapa pokok peraturan mengenai tata kelola atau good corporate governance (GCG) untuk perusahaan dalam bidang fintech, khususnya layanan pinjaman daring. Nucky Poedjiardjo, Direktur Utama Easycash, menjelaskan upaya perusahaan dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) untuk mendorong masyarakat dalam membangun literasi keuangan digital. Selain itu, perusahaan juga aktif menyebarkan informasi mengenai pinjaman daring, risiko pinjol ilegal, hingga peran industri dalam mendukung perekonomian nasional.

Nucky menegaskan bahwa program ini merupakan komitmen bersama seluruh pihak di industri untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Ia juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dan kolaborasi yang kuat agar industri pinjaman daring dapat terus berkembang sehat. Selain itu, dia mengingatkan para peminjam untuk bertanggung jawab dalam mengelola pinjaman, karena hal ini akan memengaruhi reputasi kredit mereka di masa depan.

Tata kelola yang baik dan etika industri menjadi fondasi utama untuk keberlanjutan industri P2P Lending di Indonesia. Dengan komitmen bersama, industri ini dapat terus tumbuh dengan transparan dan berintegritas. Dalam rangkaian program edukasi, Harza Sandityo, Ketua Bidang External Affairs and Advocacy AFPI sekaligus Direktur Easycash, juga aktif membawa materi terkait tata kelola platform pinjaman daring. Harza menegaskan bahwa industri ini sangat teratur dan memiliki regulasi yang jelas, seperti POJK 40 Tahun 2024, yang mengatur aspek GCG secara rinci. Regulasi ini diperkuat oleh Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), yang secara resmi mengakui pinjaman daring sebagai lembaga jasa keuangan.

Menurut Harza, tantangan terbesar saat ini bukan ketiadaan aturan, melainkan kesenjangan literasi dan advokasi. Sebagai industri yang baru berusia sepuluh tahun, baik pelaku usaha maupun masyarakat masih perlu beradaptasi dengan cepatnya perubahan regulasi. Literasi keuangan menjadi prioritas bersama untuk membangun ekosistem yang sehat. Harza menambahkan bahwa kerjasama dan keinginan baik dari semua pihak, termasuk platform, pemberi dana (lender), dan penerima dana (borrower), sangat penting untuk menjaga kelestarian ekosistem keuangan digital.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa industri fintech di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan sekitar 40% masyarakat telah menggunakan layanan keuangan digital. Namun, masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman mengenai regulasi dan risiko yang melibatkan layanan ini. Inisiatif edukasi dari AFPI dan perusahaan fintech seperti Easycash diharapkan dapat menutupi celah tersebut dan mendorong penggunaan layanan keuangan digital yang lebih bijak.

Studi kasus menunjukkan bahwa platform pinjaman daring yang menerapkan prinsip GCG dengan baik mengalami peningkatan kredibilitas dan loyalitas pelanggan. Sebagai contoh, platform yang transparan dalam penyajian informasi dan memiliki mekanisme pelaporan yang jelas cenderung memiliki tingkat default pinjaman yang lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa etika dan tata kelola yang baik tidak hanya berguna untuk regulasi, tetapi juga untuk keberlanjutan bisnis.

Berikut adalah infografis sederhana untuk membantu pemahaman:

+-------------------------------------------+
|       PENTINGNYA LITERASI KEUANGAN       |
+-------------------------------------------+
|  1. Meningkatkan pemahaman masyarakat    |
|  2. Mengurangi risiko pinjaman ilegal     |
|  3. Membangun ekosistem keuangan digital  |
|     yang sehat dan berkelanjutan          |
+-------------------------------------------+

Untuk menjaga ekosistem keuangan digital yang sehat, semua pihak harus berperan aktif. Meningkatkan literasi keuangan tidak hanya tanggung jawab pemerintah atau regulasi, tetapi juga industri dan masyarakat. Dengan demikian, setiap individu dapat memanfaatkan layanan fintech dengan bijak, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan