Penembakan yang Dilaporkan di Depan Mapolres Jaktim, Kapolres Bantah Kebenarannya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Alfian Nurrizal, menolak klaim yang beredar dalam video yang tersebar luas yang menyatakan ada penembakan terhadap warga selama kericuhan di Mapolres Jaktim. Ia menegaskan bahwa anggota Polri tidak terlibat dalam tindakan tersebut.

Dalam video yang menjadi perhatian umum, terlihat seorang warga sipil runtuh saat berlari di tengah kericuhan. Namun, Alfian menolak narasi yang menyebutkan ada penembakan di lokasi tersebut. “Kami pastikan anggota Polri Jakarta Timur tidak melakukan penembakan karena kami mengikuti prosedur yang tepat dalam setiap tindakan kami,” ujar Alfian kepada wartawan, Minggu (31/8/2025).

Alfian menambahkan bahwa warga sipil tersebut diduga melakukannya provokasi. Saat ini, warga tersebut sedang mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). “Pada saat itu, warga tersebut melakukan provokasi, dan telah kami identifikasi. Saat ini, dia sedang mendapatkan perawatan medis di RSCM,” katanya.

Polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap kejadian tersebut. Menurut Alfian, warga tersebut jatuh setelah mendapat lemparan di kepalanya. “Kami sudah melakukan interview, jadi kami memiliki data lengkap. Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa bukan penembakan, melainkan akibat lemparan dari rekan atau kelompok lain yang mengenai kepala, sehingga menyebabkan dia pingsan,” jelasnya.

Alfian juga menegaskan bahwa polisi hanya melakukan imbauan, pengusiran, dan penggunaan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. “Dalam narasi video, disebutkan bahwa polisi melakukan penembakan. Kami pastikan bahwa polisi tidak melakukan penembakan dalam bentuk apapun. Kami hanya melakukan imbauan, pengusiran, dan penggunaan gas air mata untuk membubarkan kerumunan,” demikian penjelasannya.

Saat kericuhan terjadi, polisi bekerja sesuai dengan protokol yang berlaku untuk memastikan ketertiban. Mereka tidak melakukan penembakan, melainkan menggunakan gas air mata untuk mengendalikan situasi. Kejadian ini mengingatkan betapa pentingnya komunikasi yang jelas antara polisi dan masyarakat agar informasi yang benar dapat disampaikan.

Dari kasus ini, jelas bahwa penanganan kerusuhan memerlukan kekerasan yang terukur, dan penggunaan kekerasan fizik hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan. Polisi harus selalu menjaga kredibilitas mereka dengan bertindak sesuai dengan hukum dan prosedur.

Jaga informasi yang benar dan hindari spekulasi dalam situasi kerusuhan agar masyarakat tidak terbuat kesalahpahaman. Keterbukaan dan transparansi dari pihak berwenang sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan