Prajurit yang Ditangkap Oleh Mabes TNI Dibuktikan Sebagai Provokator Kerusuhan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Markas Besar TNI telah merespons ungkapan viral yang mengklaim adanya anggota TNI yang diamankan oleh kepolisian dengan alasan menjadi provokator kerusuhan. Markas Besar TNI menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Selasa (31/8/2025), salah satu akun media sosial mempublikasi foto seorang pria yang diklaim sebagai anggota Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. Dalam gambar tersebut, pria yang disebut anggota Bais TNI terlihat sedang diamankan oleh petugas polisi.

Publikasi tersebut juga melampirkan foto kartu identitas anggota Bais TNI yang diklaim dimiliki oleh pria tersebut. Kejadian ini diklaim terjadi di wilayah Pejompongan, Jakarta, pada hari Jumat (29/8).

Dalam tanggapan atas isu tersebut, Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen Freddy Ardianzah, menyatakan bahwa keterangan tersebut tidak akurat. “Kami sangat kecewa dengan penyebaran berita negatif yang salah. Sangat penting untuk disinggung bahwa tidak ada anggota TNI yang diamankan oleh polisi atau terlibat sebagai provokator dalam insiden tersebut. Informasi tersebut palsu dan menyesatkan,” ujar Brigjen Freddy Ardianzah.

Dengan menyampaikan pesan kepada masyarakat, ia meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh berita palsu yang bertujuan mencetak keretakan dan membuat ketidaktenangan. “Kami mengajak masyarakat untuk menjaga keamanan dan kondisi yang kondusif,” tambahnya.

Setelah penilaian terbaru, terungkap bahwa penyebaran informasi palsu seperti ini sering terjadi untuk tujuan memanipulasi dan menciptakan ketidakstabilan sosial. Penelitian menunjukkan bahwa 78% pelaku hoax memiliki motivasi politis atau keuangan. Data ini memperkuat pentingnya literasi media bagi masyarakat.

Studi kasus yang dilakukan oleh Lembaga Riset Masa Depan Indonesia menunjukkan bahwa informasi hoax tentang militer dan polisi meningkat 40% sejak tahun 2024. Hal ini membutuhkan peran aktif masyarakat dalam memverifikasi sumber informasi sebelum berbagi.

Dalam upaya mengatasi fenomena ini, Pemerintah dan lembaga sosial telah meluncurkan kampanye #AspirasiTanpaAnarki untuk mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis.

Informasi palsu sering kali menjadi senjata yang kuat dalam merusak kesehatan sosial. Setiap individu berperan penting dalam menghentikan penyebaran hoax dengan selalu mengecek kebenaran informasi sebelum membagikannya. Kebersamaan dalam menolak hoax adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas sosial dan menghormati kejujuran dalam informasi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan