Investor akan cabut modal jika pemerintah gagal meredam demonstrasi massa

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Protes di Jakarta terus berlanjut, dengan jumlah peserta semakin banyak setelah seorang pengemudi ojek online (ojol) tewas dilindas kendaraan taktis Barracuda dari Bareskrim Polri di depan Rumah Susun Bendungan Hilir. Situasi yang tegang terjadi di beberapa titik, terutama di Kwitang dan kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Kejadian ini diyakini dapat memengaruhi perkembangan ekonomi nasional, khususnya dalam sector investasi. Ahli ekonomi mengingatkan bahwa tanggapan pemerintah terhadap protes ini harus matang, karena jika tidak, investasi asing bisa terancam keluar dari Indonesia.

Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, kondisi saat ini akan mempengaruhi citra penegakan hukum dan iklim bisnis di negara ini. Data dari World Competitiveness Index (WCI) menunjukkan turunnya posisi Indonesia. Indikator utama penurunan ini adalah efektivitas pemerintah dalam membentuk kebijakan yang berdampak pada masyarakat dan pelaku usaha.

Faisal menambahkan, “Kondisi ini juga merujuk pada pandangan investor asing terhadap keefektifan pemerintah, termasuk dalam hal kebijakan yang diambil.” Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menyampaikan bahwa aksi demo ini terjadi karena kemarahan masyarakat atas keadaaan ekonomi yang semakin sulit. Ia menegaskan bahwa protes ini bukan disebabkan oleh pihak asing, melainkan dari kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Nailul menambahkan, “Rakyat marah karena kesulitan mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang menurun. Ketika kesulitan ini memuncak, akhirnya terjadi unjuk rasa.” Ia juga mengingatkan bahwa kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada masyarakat menengah ke bawah merupakan salah satu penyebab utama protes ini.

Dampak negatif dari aksi demo ini juga dirasakan oleh investor. Menurut Nailul, sentimen negatif akibat ketidakstabilan politik akan menyebabkan pengaliran dana investasi keluar dari Indonesia. Hal ini pasti akan memengaruhi kondisi usaha dan indeks IHSG.

Piter Abdullah, Direktur Kebijakan dan Program Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti), juga menyeru pemerintah untuk merespons dengan bijak. Jika tidak, dampaknya akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan penurunan investasi.

Protes masih berlanjut dengan massa menunjuk rasa di depan Polda Metro Jaya dan Markas Brimob Kwitman. Situasi sempat memanas ketika massa melempar benda dan menyalakan petasan ke arah markas. Polisi merespons dengan gas air mata, dan massa kemudian berhamburan ke arah Tugu Tani hingga Simpang Senen.

Meskipun situasi masih panas, penting bagi pemerintah untuk segera menanggapi permintaan masyarakat dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Keamanan dan stabilitas ekonomi harus menjadi prioritas untuk memastikan kemajuan negara tetap berjalan dengan lancar.

Kondisi saat ini menuntut kebijakan yang tepat dan transparan. Masyarakat memerlukan bantuan yang nyata, bukan hanya janji kosong. Investor asing juga butuh kepercayaan bahwa Indonesia tetap stabil untuk berinvestasi. Dengan demikian, langkah-langkah yang tepat dan segera diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini dan memulihkan keyakinan masyarakat dan pelaku usaha.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan