Saham Indonesia Turun Karena Unjuk Rasya di Ibu Kota

IHSG mencatat penurunan pada perdagangan hari ini, Jumat (29/8/2025), dengan indeks mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini disebabkan oleh adanya serangkaian demonstrasi yang tersebar di berbagai lokasi di Jakarta. Menurut data dari RTI Business, pada penutupan sesi I, IHSG turun sebesar 2,27% atau setara dengan 180,86 poin, mengakhiri di level 7.771,28. Dalam sesi perdagangan tersebut, mayoritas saham mengalami penurunan, dengan 662 saham melemah, 89 saham mengalami kenaikan, dan 49 saham tetap stagnan.

Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), menunjukkan kematangan dalam menanggapi situasi ini. Menurutnya, dasar ekonomi pasar modal di Indonesia tetap kuat meski ada fluktuasi saat ini. “Untuk analisis lebih detail tentang IHSG, investor dapat mengonsultasikan dengan para analis. Namun, dari sisi bursa, kami memandang fundamental pasar kita masih dalam kondisi yang kuat,” ujar Jeffrey saat dihubungi wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/8/2025). Dari aspek teknis, IHSG mencapai level tertinggi pada 8.022 sebelum mengalami koreksi. Jeffrey menilai bahwa pergerakan ini masih dalam batas normal. “Koreksi teknis seperti ini wajar terjadi. Yang penting, dasar-dasar kami tetap kuat. Namun, investor harus selalu berkeputusan dengan rasional,” katanya lebih lanjut. Ia juga mengingatkan bahwa dalam 34 tahun beroperasinya Bursa Efek, sudah banyak sekali peristiwa baik dan buruk yang terjadi.

Dampak demonstrasi yang terjadi di beberapa titik Jakarta dalam seminggu terakhir juga menjadi faktor yang memengaruhi penurunan IHSG. Situasi ini memanas setelah terjadi insiden tragis yaitu kepahitan seorang mitra ojek online yang terlindas mobil Brimob. Awalnya, demonstrasi berkaitan dengan kebijakan tunjangan anggota DPR, namun kemudian meluas dengan tuntutan kenaikan upah minimum dan pembentukan Satgas PHK sesuai dengan janji Presiden.

Nafan Aji Gusta Utama, Senior Investment Information di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengamati bahwa situasi politik dan keamanan saat ini memberikan dampak besar terhadap penurunan IHSG. “Penurunan IHSG hari ini terkait dengan aksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini, terutama hari ini,” kata Nafan kepada Thecuy.com, Jumat (29/8/2025). Menurutnya, kinerja IHSG pada bulan September cenderung negatif dalam lima tahun terakhir. Namun, ia memprediksi bahwa pasar akan merasa lebih optimis beberapa bulan ke depan. “Pada bulan September, IHSG rata-rata mengalami kinerja bearish. Namun, mulai Oktober hingga Desember, pasar cenderung bullish,” tutup Nafan.

Berdasarkan data tahunan, IHSG menunjukkan pola yang konsisten sementara fluktuasinya disebabkan oleh berbagai faktor eksternal. Peningkatan stabilitas politik dan keamanan dapat menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan investor. Selain itu, analisis teknis menunjukkan bahwa koreksi seperti saat ini wajar terjadi dalam pasar yang sedang beradaptasi. Investor dihimbau untuk selalu memperbarui informasi dan berinvestasi dengan strategi yang matang.

Pasar modal memiliki potensi yang besar untuk pulih dengan informasi yang tepat dan keputusan yang bijak. Meskipun ada tantangan saat ini, keyakinan akan dasar ekonomi yang kuat dan pengelolaan yang profesional akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan jangka panjang. Hasil investasi yang optimal dapat dicapai dengan mengevaluasi risiko dan peluang secara cermat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page