IHSG Melonjak Lebih Dalam Saat Jakarta Dihantam Aksi Demonstrasi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup signifikan hari ini, menutup sesi perdagangan di zona merah. Gerakan IHSG konsisten menunjukkan kondisi negatif sejak pembukaan hingga penutupan, mencapai rentang nilai 7.800-an.

Penurunan ini diduga dipengaruhi oleh示威活動 yang terjadi di beberapa titik di Jakarta. Situasi semakin membakar setelah insiden tragis kematian seorang mitra ojek online yang dilindas kendaraan taktis Polres pada Kamis (28/8) tadi.

Berdasarkan data yang diambil dari RTI, Jumat (29/8/2025), IHSG menutup dengan penurunan sebanyak 121,59 poin, mencapai angka 7.830,49 atau turun 1,53%. Sesinyanya, IHSG dibuka di level 7.899,88 dengan nilai tertinggi 7.913,86 dan terendah 7.776,59.

Volume transaksi saham mencapai 51,63 miliar, dengan turnover Rp 22,75 triliun dan frekuensi transaksi sebanyak 2.509.110 kali. Dari total itu, 122 saham mengalami kenaikan, 610 saham mengalami penurunan, sederhananya 70 saham tidak mengalami perubahan.

Di pasar Asia lainnya, Hang Seng Index menunjukkan kenaikan 0,43%, sementara Nikkei melaporkan penurunan 0,26%, dan Shanghai Composite Index mengalami kenaikan 0,37%.

Awalnya, gelombang protes berfokus pada kebijakan tunjangan anggota DPR. Buruh juga turut beraksi dengan membangkitkan tuntutan kenaikan upah minimum hingga pembentukan Satgas PHK seperti yang dijanjikan Presiden.

Hari ini, aksi demonstrasi masih berlangsung di beberapa titik strategis, termasuk di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Mako Brimob Kwitang, dan kawasan DPR/MPR RI.

Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, situasi politik dan keamanan hari ini memberikan dampak signifikan terhadap pelemahan IHSG. “IHSG dibuka melemah karena adanya aksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini, khususnya hari ini,” ujarnya kepada Thecuy.com, Jumat (29/8/2025).

Nafan juga menambahkan bahwa performa IHSG pada bulan September dalam lima tahun terakhir cenderung bearish. Namun, ia menyampaikan optimisme bahwa pasar akan datang dalam kondisi yang lebih baik dalam beberapa bulan ke depan. “Kinerja IHSG selama September selama lima tahun terakhir rata-rata tergolong bearish. Namun, Oktober hingga Desember bisa tergolong bullish,” katanya.

Pemasaran saham di masa depan tetap menjadi fokus utama para investor, dengan harapan stabilitas politik dan keamanan dapat memulihkan keyakinan pasar.

Menghadapi tantangan saat ini, penting bagi para investor untuk tetap waspada terhadap perkembangan situasi dan beradaptasi dengan kondisi yang berubah-ubah. Dengan semangat yang kuat dan strategi yang tepat, peluang untuk pertumbuhan pasar tetap ada.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan