Gas air mata sering digunakan aparat kepolisian untuk membubarkan massa ketika terjadi kericuhan selama aksi demonstrasi. Senyawa kimia dalam gas ini mampu menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit.
Efek gas air mata dapat dirasakan dalam hitungan detik setelah terpapar dan biasanya berlangsung sekitar 15 hingga 30 menit setelah korban menjauh dari sumber dan membersihkan diri.
Untuk pertolongan pertama, langkah utama adalah meninggalkan area yang terpapar dan menghirup udara segar. Hal ini sangat efektif dalam mengurangi dampak gas air mata.
Dr. Wisnu Pramudito D. Pusponegoro, SpB, dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, menyarankan mencuci bagian tubuh yang terpapar. Zat kimia dalam gas air mata aktif pada konsentrasi tertentu, dan mencuci area terpapar akan mengurangi keberadaan zat aktif tersebut.
“Jika rasa sakit terasa, jangan menggaruk. Cukup cuci menggunakan air bersih yang mengalir. Hindari penggunaan sabun, susu, atau bahan lain. Untuk mata, air mengalir bersih adalah pilihan terbaik,” katanya.
Berdasarkan CDC, efek gas air mata bergantung pada dosis yang digunakan, area terpapar, dan lama kontak dengan senyawa kimia. Gejala umum yang muncul termasuk:
a. Mata: merah, rasa terbakar, pandangan kabur, dan air mata berlebihan
b. Hidung: pilek, bengkak, dan rasa terbakar
c. Mulut: rasa terbakar, iritasi, kesulitan menelan, dan ketiduran
d. Paru-paru: sesak, batuk, rasa tersedak, bunyi napas (wheezing), dan napas pendek
e. Kulit: merah dan rasa terbakar
f. Gejala tambahan seperti mual dan muntah
Penanganan lebih lanjut meliputi memberikan oksigen tambahan dan mencegah luka bakar kimia. Obat-obatan untuk asma, seperti bronkodilator dan steroid, dapat digunakan untuk membantu pernapasan. Untuk mata, bilas dengan air hingga tidak ada lagi jejak gas air mata.
Dengan pengembangan teknologi, gas air mata saat ini dikembangkan untuk memiliki dampak yang lebih minimal, tetapi tetap efektif dalam mengendalkan kerusuhan massa. Studi terbaru menunjukkan bahwa penggunaan gas air mata dengan konsentrasi yang tepat dan cara penyembarannya yang terkontrol dapat mengurangi risiko efek samping berbahaya. Selain itu, pelatihan teratur bagi petugas penanganan darurat dalam menangani korban paparan gas air mata juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi penanganan.
Saat menghadapi situasi kericuhan, penting bagi masyarakat untuk mengetahui cara penanganan awal agar dapat melawan efek gas air mata dengan tepat. Pengetahuan ini tidak hanya berguna untuk diri sendiri, tetapi juga dapat membantu orang lain yang mungkin terpapar. Jaga kebersihan dan ketertiban dalam setiap aksi demonstrasi, karena keterampilan pertama aid ini bisa menjadi beda antara nyawa dan kecelakaan.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.