MRT Menutup Akses Stasiun Istora Mandiri-Benhil

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Aksi unjuk rasa oleh pengemudi ojek online masih terus berlangsung di gedung Polda Metro Jaya, tepatnya di Jalan Sudirman, Jakarta. Aksi tersebut membuat lalu lintas di sekitar SCBD harus ditutup sementara karena banyaknya peserta unjuk rasa yang memenuhi kawasan tersebut.

Segera menanggapi situasi yang terjadi, MRT Jakarta segera mengambil tindakan dengan menutup sementara beberapa pintu masuk stasiun. Pintu masuk Stasiun MRT Istora Mandiri dan pintu A di Stasiun Bendungan Hilir ditutup untuk sementara waktu hingga ada pengumuman lebih lanjut. Selain itu, operasional kereta MRT juga mengalami penyesuaian dengan pembatalan berhenti di Stasiun Istora Mandiri sampai kondisi menjadi lebih kondusif.

Menurut Ahmad Pratomo, Pejabat Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda), dalam keterangannya pada hari Jumat, tanggal 29 Agustus 2025, pelanggan diimbau untuk menggunakan pintu masuk alternatif atau stasiun lain. Meskipun demikian, operasional MRT tetap berjalan normal di luar penyesuaian tersebut.

MRT Jakarta juga mengucapkan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan dan mengingatkan bahwa keamanan dan kenyamanan pelanggan selalu menjadi prioritas utama mereka. Unjuk rasa ini terus berlanjut dengan tuntutan pengusutan kasus kematian Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas karena dilindas kendaraan taktis Brimob. Sehingga, arus lalu lintas di sekitar Polda Metro Jaya dialihkan.

Para peneliti menemukan bahwa unjuk rasa yang melibatkan transportasi online sering menyebabkan gangguan lalu lintas dan layanan publik. Studi menunjukkan bahwa 68% warga Jakarta merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ketika terjadi aksi massa yang besar. Selain itu, data tersebut juga mengungkapkan bahwa penyesuaian operasional transportasi umum seperti MRT dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap mobilitas masyarakat.

Dalam studi kasus yang dilakukan di kota besar, seperti Jakarta, terlihat bahwa koordinasi antara pemerintah, polisi, dan perusahaan transportasi sangat penting untuk mengelola situasi seperti ini. Misalnya, ketika terjadi unjuk rasa besar-besaran di tahun 2024, penutupan sementara stasiun MRT dan penyesuaian rute dapat mengurangi kemacetan hingga 40%.

Untuk menghadapi situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap menyesuaikan rencana perjalanan mereka. MRT Jakarta telah berusaha untuk memberikan informasi yang jelas dan alternatif transportasi yang dapat digunakan. Dengan demikian, masalah seperti ini dapat diatasi dengan lebih efisien dan minimal gangguan terhadap kehidupan sehari-hari.

Ketika situasi seperti ini terjadi, penting bagi setiap individu untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak berwenang. Dengan kesadaran dan kerjasama masyarakat, kemungkinan terganggunya aktivitas sehari-hari dapat dikurangi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan