Pendampingan Digitalisasi Kemen UMKM Penting agar UMKM Naik Kelas

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengungkapkan bahwa digitalisasi dan pendampingan berperan penting dalam membantu pengusaha mikro untuk naik kelas dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Ini terlihat dari program pendampingan yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), yang telah membantu pengusaha UMKM meningkatkan kesejahteraan mereka.

Menurut M. Riza Damanik, deputi bidang usaha mikro di Kementerian UMKM, 99% bisnis di Indonesia termasuk dalam kategori UMKM. Ini menjadikan UMKM sebagai penopang utama yang menyumbangkan 97% tenaga kerja dan sekitar 60% dari nilai tambah ekonomi nasional. Dari total 56,15 juta UMKM (per Desember 2024), mayoritas masih berstatus usaha mikro. Oleh karena itu, pendampingan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pengusaha.

Dalam diskusi “UMKM: Kekuatan Rakyat, Energi Bangsa” di Jakarta, Riza menekankan pentingnya mengubah UMKM dari informal ke formal. Salah satu caranya adalah melalui SAPA UMKM, sebuah instrumen yang membantu transformasi usaha menjadi lebih formal. Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat halal gratis, dan akses ke pembiayaan. Kerja sama dengan usaha besar juga diharapkan bisa memperkuat rantai pasok, membuka peluang bagi UMKM untuk berkembang.

Digitalisasi telah menjadi keharusan bagi UMKM. Sebelum pandemi, hanya 9 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital, sementara kini jumlahnya telah melonjak menjadi lebih dari 25 juta. Kementerian UMKM yakin bahwa digitalisasi tidak hanya membantu dalam pendaftaran, tetapi juga meningkatkan produktivitas.

Sampoerna, melalui program pendampingan dan pelatihan, menjadi salah satu aktor kunci dalam mendukung UMKM. Elvira Lianita, direktur Sampoerna, menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi kerakyatan. Sebagai contoh, Sampoerna bersama Kementerian UMKM membantu Toko Mama Khas Banjar di Kalimantan Selatan untuk kembali beroperasi setelah mengalami kesulitan hukum.

Sampoerna juga berkomitmen melalui Sampoerna Retail Community (SRC) sejak 2008, dengan 250.000 toko kelontong yang terintegrasi dalam program tersebut. Masing-masing toko dilengkapi dengan Pojok Lokal sebagai wadah bagi UMKM sekitar untuk mempromosikan produk mereka. Selain itu, Sampoerna mendukung pengembangan usaha UMKM melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di Pasuruan, Jawa Timur, yang membantu mereka dalam produksi dan akses pasar.

Dengan adanya aplikasi AYO by SRC, toko SRC dapat terkoneksi secara digital, meningkatkan omset. SETC juga mendorong UMKM untuk bertransaksi online, mengembangkan media sosial, dan memiliki website sendiri. Data menunjukkan 90% anggota SRC telah terkoneksi secara digital, sementara 80% UMKM yang didampingi oleh SETC memiliki akses ke ekosistem digital. Sampoerna yakin bahwa digitalisasi tidak terpisahkan dari kelangsungan usaha UMKM di Indonesia.

Pendampingan dan digitalisasi bukan hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan yang tepat, UMKM memiliki potensi besar untuk berkembang dan menjadi tensor ekonomi yang lebih kuat. Setiap usaha, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat, perlu terus berkolaborasi agar UMKM dapat berkembang dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian nasional.

Bersama-sama, kita bisa mewujudkan visi ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan