"RI Membutuhkan Rp 280 T untuk Pengelolaan Sampah, APBD Tidak Mampu"

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto berambisi agar seluruh sampah di Indonesia dapat dikelola dengan baik pada tahun 2029. Hal ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Mohamad Bijaksana Junerosano, pendiri dan CEO Waste4Change, menganggap target tersebut sangat ambisius. Menurutnya, diperlukan layanan pengangkutan sampah rumah tangga secara menyeluruh, termasuk pengembangan infrastruktur pengolahan yang memadai.

“Agar sampah dapat dikelola dengan baik, semua sampah harus diangkut dan tidak ada yang tersisa. Bagaimana pemerintah dapat melarang pembuangan sampah sembarangan jika ada rumah yang belum mendapatkan layanan pengangkutan? Oleh karena itu, cakupan layanan harus mencapai 100%. Selain itu, setelah diangkut, sampah juga harus diolah dengan benar,” ujar Ano dalam Green Summit 2025 di Graha Nandhika Sucofindo, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Menurut perhitungannya, diperlukan dana sebesar Rp 280 triliun untuk mencapai target pengelolaan sampah yang optimal. Sayangnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dianggap tidak mampu menutupi biaya tersebut.

“Untuk mengelola sampah secara menyeluruh, diperlukan dana Rp 280 triliun. Masalahnya, 80% APBD digunakan untuk gaji pegawai dan program prioritas. Oleh karena itu, tidak heran jika masalah sampah sulit diatasi hanya dengan APBD. Kita membutuhkan reformasi dalam pembiayaan, bukan hanya bergantung pada APBD,” kata Ano.

Ia juga mengusulkan agar pemerintah daerah memiliki model bisnis yang bisa diakses untuk mendapatkan pembiayaan, termasuk melalui bank-bank Himbara.

“Model kerjanya seperti ini: saya melayani masyarakat, masyarakat membayar. Saya membutuhkan Rp 100 miliar untuk membangun infrastruktur, kemudian kerja sama selama 15 tahun. Sampah harus dianggap sebagai layanan publik yang bisa menghasilkan pembiayaan. Pemerintah hanya perlu membuat regulasi agar Bank Himbara dapat memberikan pinjaman kepada daerah,” tutupnya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi tantangan besar. Dengan populasi yang terus bertambah dan konsumsi yang meningkat, sistem pengolahan sampah perlu diperbaiki dengan cepat. Studi kasus di beberapa kota menunjukkan bahwa integrasi teknologi dan kebijakan yang tegas dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah.

Untuk mencapai target 2029, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat dihargai. Dengan dukungan yang tepat dan investasi yang cukup, Indonesia bisa menjadikan pengelolaan sampah sebagai contoh bagi negara lain. Mari bergerak bersama untuk suatu masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan