Optimalisasi Potensi Zakat Sebesar Rp327 Triliun Melalui Green Zakat Framework BSI

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) giat mendorong pengoptimalan zakat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia sebagai bagian dari pelaksanaan program Asta Cita Pemerintah. Langkah yang dilakukan termasuk mengukuhkan sistem pertahanan dan ketahanan nasional serta mendorong kemandirian masyarakat melalui ekonomi hijau, seperti implementasi zakat hijau.

Anggoro Eko Cahyo, Direktur Utama BSI (setelah lulus uji fit and proper test OJK), menegaskan dukungan tersebut saat peluncuran Green Zakat Framework di Jakarta bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Green Zakat Framework adalah inovasi strategis pertama di dunia yang mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam praktik zakat. Dengan adanya kerangka kerja ini, zakat tidak hanya berfungsi sebagai alat pengentasan kemiskinan tetapi juga sebagai pendukung kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

“BSI selalu memperhatikan program-program yang memberikan manfaat bagi umat dan keberlanjutan. Green Zakat Framework diharapkan dapat menciptakan kolaborasi lebih luas dan meningkatkan minat berzakat, sehingga potensi zakat Indonesia sebesar Rp 327 triliun dapat dioptimalkan dan memberikan manfaat bagi lebih banyak orang,” ujar Anggoro dalam keterangan tertulis, Rabu (27/8/2025).

Hingga Juni 2025, BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 72,8 triliun, naik 19,3% tahun ke tahun (YoY). Dari jumlah tersebut, green financing mencapai Rp 15,3 triliun (tumbuh 14,5% YoY), sementara sosial financing sebesar Rp 57,5 triliun (tumbuh 20,6% YoY).

Sektor green financing didominasi oleh pengelolaan sumber daya alam, penggunaan lahan berkelanjutan, efisiensi lingkungan, energi terbarukan, serta pembiayaan kendaraan listrik. Anggoro menekankan bahwa percepatan pembiayaan berkelanjutan menjadi faktor pendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi merata, daya saing nasional, dan peran Indonesia dalam menghadapi krisis iklim global.

Program berkelanjutan BSI meliputi peluncuran gedung hijau, program satu rumah satu pohon, pembangunan stasiun pengisian daya, dan penggunaan kendaraan listrik untuk operasional. Selain itu, BSI juga menerapkan standar ISO 26000 dalam upaya keberlanjutan dan menjadi pemimpin dalam ekosistem ZISWAF untuk tujuan pembangunan berkelanjutan.

Di sisi sosial, BSI telah mendistribusikan zakat sebesar hampir Rp 1 triliun dari zakat korporat dan pegawai, serta aktif dalam program pemberdayaan seperti desa binaan, program daur ulang botol plastik, dan program lain yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan umat.

Acara peluncuran Green Zakat Framework juga memuat diskusi panel tentang “Institutionalizing Green Zakat and Green Waqf: Turning Ethical Finance into Environmental Action”. Diskusi ini menekankan pentingnya transparansi, pengukuran dampak, dan keberlanjutan jangka panjang dalam pengelolaan zakat berbasis lingkungan, dengan mengikutsertakan pemerintah, lembaga keagamaan, perbankan syariah, dan masyarakat sipil.

Hingga Mei 2025, BSI telah menyalurkan zakat sebesar Rp 65,6 miliar. Fokus penyaluran meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah/advokasi, dengan total penerima manfaat mencapai 240.075 orang. Saat ini, lebih dari 15.700 masyarakat telah dibantu, terutama melalui program Desa BSI, BSI Scholarship, dan Sentra UMKM BSI.

Dengan adanya green zakat, BSI terus mengembangkan program pemberdayaan lingkungan, seperti pemasangan panel surya, pembangunan rumah hijau, pengelolaan limbah, pemeliharaan ekosistem laut, dan pengelolaan sampah terpadu.

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Sujala Pant sebagai Deputy Resident Representative of UNDP Indonesia, dan Rizaludin Kurniawan dari Badan Amil Zakat Nasional.

Dikelola dengan bijak, zakat hijau bukan hanya mengurangi kemiskinan tetapi juga menyumbang dalam upaya konservasi lingkungan. Langkah-langkah ini tidak hanya mengukuhkan ekonomi Indonesia tetapi juga menunjukkan komitmen negara dalam menghadapi tantangan iklim global. Semua ini membuktikan bahwa finansial syariah bisa menjadi katalis untuk perubahan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan