Mutasi Ketua IDAI Menurut Dokter RSCM Ganggu Pelayanan Penanganan Pasien Jantung Anak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ketua Divisi Kardiologi Jantung Anak di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Mulyadi M.Djer, SpA(K), mengungkapkan bahwa pelayanan jantung anak, terutama bagi pasien BPJS Kesehatan, mengalami gangguan. Hal ini terjadi setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memindahkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), seorang pakar jantung anak, ke Rumah Sakit Fatmawati.

Menurut Prof Dr dr Mulyadi, keputusan mutasi ini dilakukan secara tiba-tiba tanpa konsultasi dengan Divisi Kardiologi Anak FKUI RSCM. Kepergian dr Piprim menyebabkan RSCM hanya tersisa empat subspesialis jantung anak. Dalam wawancara yang dirilis Rabu (27/8/2025), dia menyatakan bahwa antrean pasien semakin lama dan risiko perburuan pasien meningkat, terutama bagi pasien BPJS.

Dr Mulyadi juga menyoroti dampak mutasi ini terhadap pendidikan dokter spesialis anak dan sub-spesialis jantung anak di FKUI RSCM. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa mutasi ini merupakan bagian dari rotasi dokter di rumah sakit vertikal. Selain dr Piprim, ada 12 dokter lain yang juga dirotasi.

Aji menyebut rotasi seperti ini adalah langkah yang wajar untuk mengembangkan layanan rumah sakit Kemenkes RI. Ia menjelaskan bahwa dr Piprim dipindahkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF), yang saat ini hanya memiliki satu subspesialis kardiologi anak yang akan segera pensiun. Kehadiran dr Piprim di RSF diharapkan dapat memperkuat layanan kardiologi anak di sana.

RSF juga berperan sebagai rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN dan bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI). Dengan demikian, keberadaannya di RSF diyakini akan memberikan manfaat bagi pengembangan layanan kardiologi anak di kedua universitas tersebut.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa mutasi dokter spesialis dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tujuan, namun harus dilakukan dengan perencanaan yang matang agar tidak menimbulkan gangguan pada pelayanan di tempat asal. Analisis Unik dan Simplifikasi: Rotasi dokter spesialis sebaiknya diikuti dengan penambah tenaga di tempat asal untuk menghindari kerumitan pelayanan.

Kesimpulan: Perubahan struktural dalam pelayanan kesehatan harus diimbangi dengan strategi yang jelas agar tidak menimbulkan celah dalam pelayanan pasien. Pendekatan kolaboratif antara pemerintah, rumah sakit, dan institusi pendidikan medis diperlukan untuk memastikan ketersediaan tenaga medis yang optimal.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan