Massa Mahasiswa yang Berunjuk Rasa di Depan Gedung DPR Dibubarkan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Massa mahasiswa yang melakukan aksi demo di belakang gedung MPR/DPR Jakarta telah meninggalkan tempat aksi. Mereka sebelumnya telah menyatakan tuntutan keadilan dalam protes tersebut.

Dilaporkan oleh Thecuy.com pada Senin (25/8/2025), massa mahasiswa memulai pergerakan mereka di sekitar pukul 17.29 WIB. Sebelum itu, mereka telah menyanyikan lagu nasional sebagai bagian dari aksi.

Selain berorasi, pihak demonstrasi juga menyulut api di gerbang belakang kompleks DPR. Sementara itu, massa membentuk lingkaran untuk menyanyikan lagu sebelum akhirnya berangsur-angsur meninggalkan lokasi.

Petugas keamanan masih berada di sekitar lokasi saat hujan deras turun, menyebabkan massa segera meraih. Sebelumnya, aksi demo di depan pintu depan DPR telah ditangani oleh pihak polisi. Petugas keamanan justru mendorong massa menjauh dari gedung DPR menuju arah Semanggi atau Slipi, Jakarta Barat.

Massa sempat mendekati truk pengurai massa dan ada beberapa di antaranya melempar benda ke arah petugas. Polisi memberikan respon dengan menggunakan water cannon untuk menghalau massa. Massa pun lari menuju Jalan Gerbang Pemuda. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, memberikan perintah kepada anggota untuk membubarkan aksi tersebut.

“Bapak, Ibu ini sudah tidak kondusif, banyak pelajar dan anak-anak kami. Kami bubarkan karena aksinya sudah tidak kondusif,”ungkap Susatyo dari atas mobil pengurai massa. Polisi yang berada di dalam gedung DPR juga keluar untuk mendorong massa mundur. Hingga pukul 12.50 WIB, polisi masih melakukan upaya untuk memukul mundur massa ke arah Jalan Gerbang Pemuda.

Selain itu, aksi demonstrasi juga dialihkan menjadi acuan utama pada video yang berjudul “Masa Ricuh di DPR Dipukul Mundur ke Arah Pejompongan”.

Hasil penelitian baru menunjukkan bahwa demonstrasi mahasiswa seringkali terjadi karena adanya ketidaksukaan terhadap kebijakan pemerintah. Namun, penanganan yang tegas seperti yang dilakukan polisi dapat mengurangi potensi kerusuhan lebih lanjut. Studi kasus untuk kasus ini menunjukkan bahwa komunikasi dan dialog antara pihak berwenang dengan demonstran sangat penting untuk mencegah eskalasi kekerasan. Infografis dari lembaga riset menunjukkan bahwa 60% masukan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah berasal dari media sosial.

Demonstrasi adalah salah satu cara mahasiswa untuk mengungkapkan aspirasi. Namun, penting bagi semua pihak untuk menjaga agar aksi tersebut tetap kondusif dan aman.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan