Perbaikan yang diusulkan di Jalan S Parman Grogol Ternyata Dikarenakan Kerusakan Infrastruktur

Kemacetan terjadi di sepanjang Jalan S Parman, Jakarta Barat, dengan daerah Grogol menjadi titik terpenting. Insiden ini dikarenakan peningkatan aktivitas lalu lintas yang terjadi menjelang akhir pekan. Kombes Komarudin dari Dirlantas Polda Metro Jaya menjelaskan bahwa kemacetan yang bergema di wilayah ini umum terjadi saat mendekati akhir pekan.

Penambahan kendaraan yang melintasi ruas tersebut menjadikan arus lalu lintas lebih padat dibanding hari-hari biasa. Menurut Komarudin, “Pada saat ini, arus balik semakin padat, dan biasanya pada Jumat sore hingga malam berlalu lebih berat dari hari biasa,” demikian kata pihak berwenang kepada media pada Jumat (22/8/2025).

Sampai saat ini, tidak ada laporan mengenai gangguan seperti sumbatan di lintasan tersebut. Komarudin menegaskan bahwa kepadatan akibat arus kendaraan yang bermuara dari Tol Dalam Kota ke ruas jalan utama juga memengaruhi situasi ini. “Belum ada laporan mengenai sumbatan atau gangguan di lintasan Tol Kebon Jeruk,” katanya.

Kepadatan lalu lintas utamanya terjadi di persimpangan Grogol, dimana arus kendaraan dari Tol Dalam Kota, jalan Slipi arah Kebon Jeruk, underpass dari arah Tomang, serta jalan Grogol saling bertemu. “Kelelahan ini disebabkan oleh interaksi arus dari Tol Dalam Kota, jalan Slipi menuju Kebon Jeruk, underpass dari Tomang, dan jalan Grogol,” tambahnya.

Menurut data terbaru, kemacetan di wilayah tersebut seringkali terjadi akibat faktor seizoen. Selama akhir pekan, banyak kendaraan yang bergerak menuju area rekreasi atau pulang kembali ke rumah. Hal ini menyebabkan salah satu koridor utama di Jakarta Barat mengalami penumpukan kendaraan yang signifikan. Alternatif yang dikembangkan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini meliputi optimasi lampu lalulintas dan pengaturan lintasan.

Studi kasus yang dilakukan di wilayah ini menunjukkan bahwa manajemen lalu lintas membutuhkan perbaikan terkait waktu puncak. Data menunjukkan bahwa kemacetan paling parah terjadi pada pukul 16.00 hingga 20.00 WIB. Dengan adanya penyesuaian sistem signalisasi dan rutin pengecekan gangguan, diharapkan kondisi lalu lintas akan lebih lancar.

Dari berbagai data, kemacetan di Jakarta Barat bukan hanya terbatas pada satu ruas saja. Ruas lain seperti Jalan Tol Lingkar Dalam dan Jalan Tol Jagorawi juga sering mengalami penumpukan saat akhir pekan. Pemerintah perlu lebih agresif dalam mempromosikan pemberian informasi real-time lalu lintas agar masyarakat dapat merencanakan perjalanan dengan lebih bijak.

Dengan mengurangi kemungkinan terlambat datang atau menghindari ruas yang sedang padat, warga dapat memanfaatkan waktu dengan lebih bijak. Dalam hal ini, aplikasi navigasi yang memberikan peringatan cepat tentang kondisi jalan dapat menjadi solusi praktis. Pola lalu lintas yang beredar dengan baik tidak hanya mengurangi waktu perjalanan, tetapi juga mengurangi emisi gas buang yang merusak lingkungan.

Ketika akan berangkat, pastikan untuk memantau perjalanan dan memilih rute yang lebih teroptimal. Dengan pengetahuan yang tepat dan strategi yang baik, kemacetan dapat dikurangi, sehingga perjalanan akan menjadi lebih nyaman dan efisien.

Baca juga Berita lainnya di News Page