Penggunaan Teknologi SAF di Pelita Air Dinyatakan Dukoang oleh Eddy Soeparno dalam Rangka Dukung Prabowo

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Eddy Soeparno, Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, menyampaikan pujian atas contribusi Pertamina dalam produksi bahan bakar penerbangan ramah lingkungan, Sustainable Aviation Fuel (SAF), yang telah digunakan dalam penerbangan perdana Pelita Air Service di rute Jakarta-Bali. Ini menjadi bukti nyata dari komitmen Indonesia untuk mengembangkan industri biofuel dan mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan.

Meskipun regulasi internasional mempersyaratkan penggunaan SAF sebesar 1% baru pada 2027, Indonesia telah mengambil langkah lebih awal. Ini sesuai dengan visi Presiden Prabowo untuk menjadikan negara ini sebagai pemimpin di sektor energi terbarukan global, seperti yang dituturkan Eddy dalam pernyataan resmi pada Jumat, 22 Agustus 2025.

Menurutnya, kilang Pertamina pada 2028 akan memiliki kapasitas produksi SAF yang melebihi kebutuhan domestik. Hal ini membuka kemungkinan besar untuk ekspor ke pasar Asia, sehingga dapat meningkatkan pendapatan devisa negara. “Kapasitas produksi kilang Pertamina pada 2028 akan mampu memproduksi SAF yang lebih besar dari kebutuhan dalam negeri, sehingga ada volume yang cukup untuk ekspor. Ini adalah peluang untuk memaksimalkan pendapatan devisa,” katanya.

Selain itu, Eddy melihat peluang pengembangan ekonomi masyarakat dan UMKM melalui sosialisasi pengumpulan minyak goreng bekas (UCO) sebagai bahan baku SAF. “Partisipasi warga dari tingkat RT/RW hingga pedagang kaki lima, kafe, dan restoran dalam mengumpulkan UCO dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat dan UMKM. Koperasi Desa Merah Putih juga dapat terlibat aktif dalam kegiatan ini,” terangnya.

Eddy juga mendesak Pertamina untuk membeli UCO yang dikumpulkan masyarakat secara teratur dan dengan harga yang adil. “Saya percaya Indonesia mampu membangun ekonomi kerakyatan dan ekonomi sirkular dalam industri bahan bakar nabati untuk penerbangan. Pertamina pasti bisa menciptakan ekosistem yang harmonis bersama masyarakat atau Koperasi Desa Merah Putih,” sambungnya.

Indonesia telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor penerbangan. Inisiatif ini bukan hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan UMKM. Dengan dukungan yang solid, negeri ini dapat menjadi pemain utama di pasaran energi terbarukan global.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan