Godrej mendorong 20.000 siswa SD menjadi pahlawan pencegah DBD.

anindya

By anindya

Godrej Consumer Products Indonesia (GCPI) melanjutkan kampanye “Merdeka dari DBD” untuk merayakan Hari Kemerdekaan dan Hari Nyamuk Sedunia, melalui brand HIT. Inisiatif ini bertujuan menyuluhkan pengetahuan dan kebiasaan hidup bersih kepada siswa sekolah dasar, guna mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD).

Kompany berkomitmen memerangi penyakit vektor, sesuai dengan visi Good & Green. Di India, program EMBED berhasil mengurangi malaria, sementara di Indonesia, upaya ini terfokus pada DBD.

Wahyu Radita, Head of Corporate Communication & Sustainability GCPI, menyatakan bahwa peringatan kemerdekaan bukan hanya tentang perjuangan fisik, tetapi juga melawan ancaman kesehatan. Edukasi yang tepat dapat melatih generasi muda menjadi pemimpin dalam melindungi diri, keluarga, dan bangsa dari DBD.

Melalui karakter Super HITO, peserta dididik tentang siklus hidup nyamuk, habitat perkembangbiakan, dan langkah pencegahan DBD seperti 3M Plus serta menjaga kebersihan.

Dr. Ina Agustina Isturini, Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, menegaskan bahwa kasus DBD di Indonesia masih tinggi, dengan anak-anak usia 5-14 tahun paling rentan. Hingga Agustus 2025, tercatat lebih dari 67.000 kasus, dengan Jawa Barat sebagai daerah paling terdampak.

Dr. Miza Afrizal, spesialis anak, menekankan pentingnya deteksi dini DBD. Tanda bahaya biasanya muncul 72 jam pasca demam, sehingga pemeriksaan terlalu dini bisa menimbulkan hasil palsu aman. Waktu pengecekan kritis dalam DBD dapat menyelamatkan nyawa.

Riswan Desri, Kepala Seksi SD Sudin Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta Timur, memuji inisiatif GCPI yang menggunakan metode interaktif. Program ini penting untuk membangun generasi yang peduli dengan kesehatan lingkungan.

Kegiatan ini melibatkan 500 siswa dan 25 relawan, dengan target 50.000 siswa di seluruh Indonesia hingga 2027. Sampai saat ini, lebih dari 20.000 siswa telah terlibat. Duko dukungan Kementerian Kesehatan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, dan Puskesmas setempat. Siswa yang ikut program ini menjadi Sahabat Super HITO, menyebarkan ilmu pencegahan DBD.

Masyarakat harus lebih waspada terhadap DBD, dengan memahami fase kritis penyakit ini. Edukasi dan deteksi dini menjadi kunci dalam mengurangi angka kematian, terutama pada anak-anak. Kerja sama antarlembaga sangat penting untuk menjangkau banyak orang. Setiap orang bisa menjadi agen perubahan dengan menjaga kebersihan dan menyebarkan pengetahuan. Mari bertindak sekarang untuk melindungi generasi masa depan dari DBD.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan