Penjualan Barang Indonesia ke Luar Negeri Masih Cemerlang Walaupun Terancam Tarif Trump

dimas

By dimas

Bank Sentral Indonesia (BI) meramalkan potensi pertumbuhan ekspor negara ini tetap positiv meskipun dihadang ketidakpastian pasar dunia akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menduga adanya beberapa faktor kunci yang dapat mendukung ekspor Indonesia.

Yang pertama, negara ini masih mendapat tarif impor yang lebih rendah dari beberapa negara mitra dagang utama. Juli mengutip kasus Uni Eropa dan Tiongkok yang masih menikmati tarif impor dari AS yang lebih rendah. “Meski ada ketidakpastian tarif pada jangka pendek, data terkini menunjukkan tarif impor untuk Indonesia, Tiongkok, dan Uni Eropa tetap relatif rendah. Hal ini memberikan kepercayaan bahwa prospek ekspor akan tetap stabil,” ungkap Juli dalam kegiatan briefing media di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025).

Selain itu, aliran investasi ke dalam negeri juga menjadi faktor pendukung. Investasi modal tetap bruto (PMTB) sudah menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2025. Sekretariat Pusat Statistik mencatat PMTB mengalami kenaikan sebesar 6,99%. Namun, Juli juga memperingatkan adanya risiko tambahan berupa tarif transhipment yang bisa mempengaruhi aliran perdagangan. “Walau begitu, dengan tarif impor yang lebih rendah, output juga lebih tinggi, sehingga harapan pada kenaikan ekspor ke depan masih sigap,” tambahnya.

Menurut data BPS, nilai ekspor selama enam bulan pertama 2025 mencapai US$ 135,41 miliar, lebih tinggi dibanding impor sebesar US$ 115,94 miliar. Ini berarti neraca perdagangan barang Indonesia mencatat surplus US$ 19,48 miliar di periode Januari-Juni 2025, naik US$ 3,90 miliar dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekspor di semester pertama 2025 juga meningkat 7,70% dibanding periode yang sama tahun lalu. Menurut Pudji, peningkatan ini didorong oleh industri pengolahan yang catat nilai ekspor US$107,60 miliar atau naik 16,57%.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan tidak hanya menjadi pemicu utama ekspor, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan infrastruktur dan lapangan kerja di berbagai daerah. Analisis unik dan simplifikasi dari informasi ini mengungkapkan bahwa ekspor Indonesia memiliki potensi lebih luas jika dikembangkan dengan strategi yang tepat, terutama pada produk berdaya saing tinggi.

Kasus sukses seperti pengalamatan ekspor produk elektronik dan tekstil ke pasaran global menunjukkan betapa pentingnya diversifikasi ekspor. Infografis terkini menunjukkan bahwa sektor-produk ini telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung perekonomian masyarakat, khususnya di wilayah industri.

Indonesia memiliki peluang emas untuk mengukuhkan posisinya di pasar internasional. Dengan mengeksplorasi potensi pasar baru dan meningkatkan daya saing, negara ini bisa meraih posisi yang lebih strategis. Semangat untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan dinamika perdagangan global akan menjadi kunci kesuksesan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan