BI Turunkan Suku Bunga, Mengapa Bunga Kredit Tetap Tinggi?

dimas

By dimas

Bank Indonesia (BI) telah melakukan penurunan suku bunga acuan, atau BI Rate, sebesar 25 basis poin, menurunkan tingkatnya menjadi 5%. Ini merupakan penurunan ketiga yang dilakukan oleh BI, setelah sebelumnya pada bulan Mei dan Juli, di mana suku bunga berangkai turun menjadi 5,50% dan 5,25% masing-masing.

Meskipun BI telah menekan suku bunga acuan, suku bunga kredit perbankan tetap tidak ikut turun segera. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mencatat bahwa industri perbankan masih lambat dalam menurunkan suku bunga kredit. Pada Juli 2025, suku bunga kredit tetap stabil pada angka 9,16%, tidak berbeda jauh dengan bulan sebelumnya.

Perry Warjiyo menambahkan bahwa penurunan suku bunga kredit perbankan perlu dilakukan lebih cepat agar dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit. Data menunjukkan bahwa pada Juli 2025, pertumbuhan kredit perbankan melambat menjadi 7,03% (yoy) dari 7,77% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, menyambut kebijakan BI dengan penurunan BI Rate ke 5,00%. Ia menganggap tindakan ini tepat dan terukur, dengan alasan utama adalah inflasi inti yang terkendali dan output gap yang masih negatif. Selain itu, fundamental valas diperkirakan telah membaik, terutama dengan peningkatan pasokan devisa dari konversi DHE, sehingga tekanan pada pasar valas dan risiko terhadap rupiah berkurang.

Menurut Josua, penurunan suku bunga acuan ini juga menjadi dorongan bagi bank untuk menurunkan suku bunga kredit. Ia melihat tiga faktor yang akan mendukung penurunan bunga kredit dalam beberapa bulan mendatang. Pertama, likuiditas sistem bank bertambah akibat normalisasi operasi moneter dan penurunan CoF agregat. Kedua, kompetisi kredit semakin tinggi karena pertumbuhan pinjaman lesu mendorong bank untuk memotong margin keuntungan agar dapat menarik debitur berkualitas. Ketiga, ekspektasi pasaran bahwa BI akan terus menurunkan suku bunga di akhir tahun ini atau awal 2026, sehingga tekanan untuk menurunkan harga kredit akan semakin kuat.

Josua memprediksi bahwa penyesuaian suku bunga kredit akan terjadi secara bertahap dan tersegmentasi. Sektor bisnis korporasi top tier dan KPR dengan risiko rendah akan lebih dulu mendapat penyesuaian, sementara UMKM dan sektor konsumsi akan menurunkan suku bunga dengan lebih lambat karena biaya risiko dan biaya akuisisi yang lebih tinggi.

PT Bank Mandiri Tbk pun menyambut kebijakan penurunan BI Rate ini. Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyatakan bahwa penyesuaian suku bunga kredit dan simpanan akan dilakukan dengan hati-hati, mempertimbangkan kondisi likuiditas internal, dinamika pasar, dan arah kebijakan moneter yang berlaku.

Biaya pinjaman yang lebih rendah diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dengan memperhatikan stabilitas inflasi dan nilai tukar. Bank Mandiri akan terus memainkan peran dalam intermediasi secara sehat dan selektif, khususnya dalam mendukung sektor-sektor produktif yang berorientasi pada penguatan ekonomi rakyat.

Kebijakan monetaris yang terarah ini bukan hanya untuk membantu pembiayaan bisnis dan konsumen, tetapi juga untuk menguatkan stabilitas ekonomi di tengah tantangan global dan domestik. Dengan demikian, langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan