Setiap individu memiliki sekitar 46 kromosom dalam setiap selnya, yang terbentuk dari asam deoksiribonukleat atau DNA. Molekul ini berperan sebagai bahan genetik yang menentukan ciri-ciri dan sifat fisik seseorang. Menurut Cleveland Clinic, tes DNA atau uji genetik bertujuan untuk mendeteksi perubahan (variasi) pada gen, kromosom, serta DNA. Melalui tes ini, dapat diperoleh berbagai informasi tentang struktur genetik seseorang, termasuk keterangan tentang penyakit tertentu atau warisan gen kepada anak.
Berikut adalah beberapa kegunaan tes DNA. Pertama, tes paternitas. Uji ini adalah analisis ilmiah untuk menentukan hubungan biologis antara seorang ayah dan anak. Tes ini membandingkan profil genetik anak dengan profil ayah yang diduga untuk memastikan apakah pria tersebut adalah ayah kandung anak tersebut. Dr. dr. Ade Firmansyah Sugiharto, SpFM, Subsp FK(K), ahli forensik dan medikolegal, menjelaskan bahwa tes ini umumnya mengecek minimal 20 lokus atau ‘alamat’ gen. “Secara biologis, DNA anak berasal dari ayah dan ibunya. Sel sperma ayah membawa setengah profil DNA ayah, sedangkan sel telur ibu membawa setengah profil DNA ibu,” katanya kepada Thecuy.com. Jika ada minimal dua lokus yang tidak cocok, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang bukan ayah atau ibu biologis anak tersebut.
Selanjutnya, tes DNA forensik. Uji ini melibatkan analisis materi genetik dari sampel biologis di tempat kejadian perkara untuk mendukung penyelidikan kriminal, seperti identifikasi pelaku atau korban. “Kami mengambil sampel DNA, lalu membandingkannya dengan data ante mortem. Jika ada material biologis seperti bercak darah atau sidik jari, kami memprofilnya hingga ditemukan profil DNA. Kemudian, profil DNA ini digunakan untuk menentukan apakah korban atau pelaku,” jelas dr. Ade.
Tes risiko penyakit merupakan uji yang dilakukan untuk menganalisis DNA seseorang dalam mengidentifikasi kemungkinan terkena penyakit tertentu. Uji ini membantu dalam deteksi dini, pencegahan, dan penanganan penyakit yang mungkin diturunkan secara genetik atau terkait dengan variasi genetik. “Teknologi di Indonesia sudah memungkinkan melakukan whole genome sequencing (WGS), sehingga kita bisa mendapatkan gambaran lengkap DNA dari ujung ke ujung,” kata dr. Ade. “Dari penelitian medis, kita dapat mengetahui gen tertentu yang berhubungan dengan risiko penyakit, seperti hipertensi atau serangan jantung.”
Tes prenatal adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan selama kehamilan untuk memantau kesehatan ibu dan bayi, serta mendeteksi kemungkinan kelainan pada janin. Selain itu, ada juga tes farmakogenomik, yaitu uji yang mencari perubahan dalam susunan genetik yang dapat memengaruhi cara tubuh memproses obat-obatan tertentu. Tes ini membantu menentukan apakah suatu obat akan efektif atau tidak untuk seseorang.
Tes DNA telah menjadi salah satu alat yang vital dalam berbagai bidang, mulai dari medis, hukum, hingga perawatan kesehatan. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, manfaat tes ini akan semakin luas, memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kami sendiri dan cara kita berhubungan dengan lingkungan sekitar. Jangan ragu untuk memanfaatkan tes DNA ini untuk memahami diri lebih dalam dan mempersiapkan diri untuk potensi risiko kesehatan yang mungkin datang.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah penulis di thecuy.com, sebuah website yang berfokus membagikan tips keuangan, investasi, dan cara mengelola uang dengan bijak, khususnya untuk pemula yang ingin belajar dari nol.
Melalui thecuy.com, saya ingin membantu pembaca memahami dunia finansial tanpa ribet, dengan bahasa yang sederhana.
Wah, ternyata tes DNA lebih dari sekadar “eh, ini anak gue apa bukan, ya?”. Sampai nguprek molekul kehidupan segala, keren banget! Kira-kira bisa ketahuan juga nggak sih, bakat terpendamku jadi penulis novel best seller atau cuma jago bikin status galau di sosmed? 😅