Kemiskinan di Tasikmalaya Lebih Rendah dibandingkan Kota Tasikmalaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Kabupaten Tasikmalaya, tingkat kemiskinan saat ini mencapai 10,23 persen, yang menempatkannya di peringkat ke-21 dari 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Angka ini sedikit lebih baik dibandingkan dengan Kota Tasikmalaya, yang masih mencapai 11,1 persen.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tasikmalaya tahun 2024 mencatatkan nilai 69,98 poin, naik sedikit dari tahun sebelumnya yang berjumlah 69,38 poin. Sayangnya, angka ini masih menjadi yang terendah di seluruh Jawa Barat.

Tingkat kemiskinan yang mencapai 10,23 persen menunjukkan posisi Kabupaten Tasikmalaya di urutan bawah dari 27 daerah di Jawa Barat. Situasi ini diperparah oleh keterbatasan anggaran dan pendapatan daerah yang minim.

Awal bulan Agustus 2025, Bupati Tasikmalaya, H Cecep Nurul Yakin, mengungkapkan bahwa daerah yang dipimpinnya memiliki kekuatan fiskal yang sangat rendah. Kondisi ini membuat upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran menjadi lebih sulit.

Cecep menyatakan bahwa penanggulangan kemiskinan hanya akan berhasil jika data yang digunakan akurat. Jika tidak, maka usaha pemerintah untuk mengurangi jumlah warga miskin tidak akan berhasil. “Inti permasalahan adalah data dasar kemiskinan. Oleh karena itu, saya mendorong penggunaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), sehingga setiap rumah warga miskin dapat diketahui dan difoto,” kata Cecep pada Rabu (20/8/2025).

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya telah menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) dan mengintegrasikan program perlindungan sosial seperti PKH, BPNT, BLT, serta subsidi iuran JKN untuk membantu masyarakat. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan, mendukung UMKM dengan bantuan modal, melaksanakan program padat karya, dan memperbaiki infrastruktur di daerah tertinggal. Selain itu, upaya penurunan stunting juga diintegrasikan dengan penanggulangan kemiskinan.

Namun, Cecep juga mengingatkan agar bantuan pemerintah tidak salah sasaran. “Harus dihindari agar fasilitas yang seharusnya untuk masyarakat miskin malah didapatkan oleh yang mampu. Jadi, pastikan bantuan tersebut tepat sasaran,” tambah Cecep.

Sebelumnya, Cecep juga menjelaskan bahwa kemampuan fiskal daerah sangat terbatas untuk menangani kemiskinan. “Kemampuan fiskal kami sangat rendah untuk mencapai kemandirian,” kata Cecep kepada Radar pada Jumat (1/8/2025) lalu.

Untuk mengatasi kemiskinan, pemerintah daerah perlu memperbaiki data kemiskinan serta mengoptimalkan penggunaan dana yang tersedia. Dengan demikian, bantuan dapat dialokasikan dengan tepat dan efisien. Ini penting untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kualitas hidup warga, terutama bagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan