Kemiskinan Ekstrim di Kabupaten Tasikmalaya Berkurang ke 1,18 Persen

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2024, sekitar 22.667 jiwa dari populasi total 1.920.921 jiwa tergolong miskin ekstrem, yaitu 1,18 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yang masih 1,49 persen. Data tersebut diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan saat ini sedang diperiksa lebih lanjut di lapangan oleh pihak terkait untuk memastikan keakuratannya, terutama data per kecamatan.

Menurut BPS, seseorang dianggap miskin ekstrem jika pengeluaran harian kurang dari US$2,15. Dengan kurs Purchasing Power Parity (PPP) tahun 2024 yang menetapkan US$1 sama dengan Rp5.993, maka pengeluaran di bawah Rp12.885 sehari termasuk dalam kategori tersebut. Kepala Bappelitbangda, Rudi Sonjaya Saehuri MPd, menetapkan bahwa kemiskinan ekstrem disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal seperti rendahnya tingkat pendidikan, sedangkan eksternal meliputi pendapatan rendah, keterbatasan lapangan kerja formal, serta akses terbatas ke layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan sanitasi. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi timbulnya stunting akibat keterbatasan ekonomi keluarga untuk memenuhi gizi seimbang dan layanan kesehatan.

Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, Pemkab Tasikmalaya telah merencanakan beberapa strategi, termasuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan. Pada tahun 2024, pemerintah setempat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp228,868 miliar untuk program-program tersebut.

Kemiskinan ekstrem tetap menjadi tantangan serius, tetapi dengan upaya yang tepat dan dukungan komprehensif, diharapkan kondisi masyarakat bisa terus meningkat. Inovasi dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diperlukan untuk menciptakan perubahan yang berdampak jangka panjang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan