Tingkat Kemacetan Tol Jakarta-Cikampek Terkait Perbaikan Jalan di JORR Malam Ini

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Beberapa lokasi di Tol Dalam Kota dan Tol JORR mengalami kemacetan pada malam ini, khususnya dalam jam pulang kantor.

Menurut informasi yang disampaikan Jasa Marga melalui akun X pada Rabu (20/8/2025), gangguan lalu lintas telah terjadi di Kuningan hingga Senayan akibat terlalu banyaknya kendaraan. Kemudian, macet juga terlihat di Pejompongan hingga Tomang.

“Di Pluit Km 19 menuju Kapuk mengalami kepadatan karena banyaknya lalu lintas. Serupa pula di Kapuk Km 21 ke arah Kamal,” terangkum dalam pesan Jasa Marga.

“Lalu lintas di Senayan ke Kuningan juga padat, seiring dengan kepadatan di Pancoran-Cawang. Selain itu, keluar Tebet dan keluar Cawang di jalan arteri juga ramai,” tambahnya.

Di Tol JORR, particularly di Pondok Pinang hingga Veteran, macet terjadi karena ada truk towing yang mengalami gangguan ban di bahu kiri Km 17+600. Sementara itu, arah Veteran menuju Pondok Pinang padat akibat jumlah kendaraan yang meningkat.

“Lalu lintas di Ceger-Jatiwarna juga padat, khususnya saat keluar Jatiwarna di jalan arteri,” papar Jasa Marga.

Selain itu, Tol JORR di Cikunir-Jatiasih juga mengalami kemacetan karena banyaknya kendaraan. Hal serupa terjadi juga di Jatiwarna-Setu karena ada penyelesaian pohon tumbang di bahu kiri Km 36.

Di Tol Jakarta-Tangerang, khususnya di Tomang-Kebon Jeruk, kemacetan juga terjadi akibat peningkatan volume lalu lintas. Pada Kembangan Km 08 menuju Bitung dan Kunciran Km 13-Km 14 ke arah Bitung, juga terjadi kepadatan lalu lintas.

“Lalu lintas menuju Jakarta pun macet, karena adanya kepadatan volume. Tangerang Km 20-Kunciran Km 14 menuju Tomang juga padat,” tambahnya.


Data terbaru menunjukkan bahwa kemacetan di tol merupakan masalah berulang, terutama selama jam-jam sibuk. ini mengingatkan betapa pentingnya perencanaan rute sebelum berangkat, baik melalui aplikasi navigasi atau informasi real-time dari pihak berwenang. Solusi uzun waktu seperti pengembangan infrastruktur alternatif dan optimasi manajemen lalu lintas perlu diperkuat untuk mengurangi kemacetan secara signifikan.

Studi kasus di kota-kota maju seperti Singapura dan Tokyo menunjukkan bahwa integrasi teknologi cerdas seperti sistem pengatur lalu lintas otomatis dan penghubung data antara kendaraan dapat mengurangi macet hingga 30%. Dengan demikian, adopsi teknologi serupa di Indonesia dapat menjadi langkah transformatif untuk meringankan beban kemacetan.

Meningkatnya kemacetan di tol tidak hanya berdampak pada waktu yang terbuang, tetapi juga pada emisi polusi dan stres pengemudi. Oleh karena itu, pemantauan berkala dan strategi tanggap cepat dari pihak berwenang tidak hanya diperlukan, tetapi kritis untuk memastikan kelancaran mobilitas masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan