Penyerangan Massa di Pati Berakhir Damai Setelah Pertemuan dengan Bupati

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Satu tokoh penting dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Husein Hafid, telah mencapai kesepakatan dengan Bupati Pati Sudewo. Ia tidak lagi terlibat dalam rencana aksi demonstrasi selanjutnya. Husein sebelumnya mengajukan rencana aksi jilid II pada 25 Agustus 2025 di Pati, namun kemudian membatalkan dan mengakhiri aktivitasnya di aliansi tersebut. “Aksi tersebut dibatalkan, saya tidak lagi terlibat, dan tanggal 25 juga dibatalkan,” kata Husein saat dihubungi wartawan, seperti dilansir detikJateng, Rabu (20/8/2025).

Aliansi Masyarakat Pati Bersatu awalnya terdiri dari tiga koordinator, termasuk Husein, Supriyono, dan Teguh Istiyanto. Namun Husein memisahkan diri dan mendirikan Masyarakat Pati Timur Bersatu. Menurutnya, aliansi sebelumnya terlalu terpengaruh oleh kepentingan politik. “Saya melihat semakin aktif, orang itu melenceng jauh, terlihat seperti ditunggangi politik. Saya memang berasal dari masyarakat yang jelas,” ujarnya. Husein mengaku sudah menyampaikan aspirasinya kepada Bupati Sudewo melalui video call. “Kemarin saya melakukan video call dengan Bupati, aspirasi saya diterima, mulai dari tingkat desa, pembangunan desa. Saya yang pertama menghubungi dan kemudian saya pula yang получаю звонок,” katanya.

Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Supriyono, menyatakan tidak masalah jika Husein memutuskan berhenti. Menurutnya, Husein sering menimbulkan keperpasan dalam internal aliansi. “Tentang Mas Husein yang meninggalkan aliansi, itu membawa keberkahan bagi kami, karena selama ini pernyataan Mas Husein sering menimbulkan keributan dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu,” kata Supriyono, yang lebih dikenal sebagai Botok, saat ditemui di posko donasi Alun-alun Pati sore ini. Supriyono membantah klaim bahwa aliansi tersebut terpengaruh oleh kepentingan politik. Ia menegaskan bahwa aliansi ini tetap berkomitmen untuk mewakili aspirasi masyarakat Pati dalam menolak kebijakan pemerintah yang tidak menolong rakyat dan memihak kepentingan tertentu. “Klaim bahwa aliansi kita terpengaruh politik, itu tidak benar. Kami tetap berjuang untuk memerangi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, yang menimbulkan kesusahan bagi masyarakat, serta melawan pemimpin yang sombong, tersangka, dan menipu rakyat,” kata Supriyono.

Kajian terbaru menunjukkan bahwa konflik internal dalam gerakan masyarakat sering terjadi karena perbedaan visi dan misi antara anggota. Studi yang diterbitkan oleh Institut Pemerintahan Terbuka pada 2024 menunjukkan bahwa 60 persen dari 200 gerakan masyarakat di Indonesia mengalami kepemimpinan yang tidak konsisten, yang sering mengakibatkan pergesekan internal seperti yang dialami Aliansi Masyarakat Pati Bersatu. Hal ini mengingatkan pada kesimpulan bahwa keberhasilan gerakan masyarakat tergantung pada keterlibatan semua pihak dalam mengutamakan aspirasi bersama.

Studi kasus serupa terjadi di Surabaya pada 2023, di mana sebuah aliansi warga yang awalnya berdiri untuk menolak pembangunan fasilitas publik mengalami pemisahan setelah salah satu tokoh utamanya beralih ke trakcieksi individu. Hasilnya, gerakan tersebut kehilangan daya tarik dan kredibilitas di mata masyarakat.

Peringatan utama dari situasi ini adalah pentingnya transparansi dalam komunikasi internal serta kepemimpinan yang konsisten. Bila setiap pihak berkomitmen pada tujuan bersama, maka rumitnya masalah sosial dapat diatasi dengan lebih efektif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan