Pria di Tasikmalaya Diduga Bunuh Diri dengan Golok

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di daerah Tasikmalaya, seorang pria muda identitasnya dimulai dengan YRM (33 tahun) ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di rumah orang tuanya yang terletak di Gereba Girang, Desa Gresik, Kecamatan Jamanis. Kejadian ini terjadi pada hari Rabu (20 Agustus 2025). Polisi menemukan korban dengan luka robek di leher akibat benda tajam.

Warga setempat melaporkan kejadian ini ke kepolisian, menjelaskan bahwa korban meninggal karena luka yang disebabkan oleh benda tajam. Petugas dari Polsek Jamanis, Sat Reskrim, serta tim Inafis Polres Tasikmalaya Kota segera datang ke lokasi kejadian. Saat tiba, tempat kejadian sudah dibersihkan, tetapi mayat masih ada di lokasi sambil menunggu proses pemandian jenazah. Polisi melakukan pengolahan tempat kejadian dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi yang hadir.

Ayah korban, bernama Roni (58 tahun), mengungkapkan bahwa kejadian itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB ketika dia baru saja keluar dari kamar mandi. Dia terkejut ketika melihat anaknya berada di ruang tengah dengan memegang golok dan menempelkannya ke lehernya, seperti akan melakukan bunuh diri. “Golok sudah ditempelkan di lehernya,” kata Roni.

Roni langsung bergegas menghampiri anaknya untuk mencegah aksi tersebut, tetapi upayanya tidak berhasil. Akibatnya, korban jatuh ke lantai dan kemudian meninggal dunia. “Langsung jatuh ke lantai,” terang Roni.

Kepala Satuan Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra, menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan ayah korban, YRM diduga telah melukai dirinya sendiri. Upaya untuk mencegahnya gagal karena korban sudah menyayat lehernya. “Setelah itu, ayahnya langsung meminta bantuan ke warga,” ujar Herman.

Sementara itu, kasus ini ditangani sebagai dugaan bunuh diri dengan menyayat leher. Namun, pihak polisi tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memintai keterangan saksi secara mendalam. “Kita akan melakukan penyelidikan lebih jauh untuk mengetahui ada fakta baru atau tidak,” kata Herman.

Jenazah YRM dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Soekardjo untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Jika diperlukan, autopsi juga akan dilakukan. “Kita perlu meneliti untuk memastikan penyebab kematiannya,” tambahnya.

Dalam penyelidikan, muncul informasi bahwa korban memiliki riwayat gangguan jiwa. Bahkan, dia pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa pada tahun 2016 karena kondisi mental yang terganggang. “Pernah dirawat di RSJ di Jakarta,” ujar Herman.

Kasus ini mengingatkan pada kebutuhan penanganan yang lebih serius terhadap gangguan jiwa di masyarakat. Data menunjukkan bahwa bunuh diri masih menjadi masalah serius, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan mental. Studi menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan aksesibilitas untuk layanan kesehatan mental sangat krusial dalam mencegah tragedi seperti ini. Infografis tentang gejala gangguan jiwa dan cara mendekati orang yang mungkin mengalami masalah mental dapat menjadi media edukasi yang berguna.

Setiap kasus seperti ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih sensitif terhadap kesehatan mental. Dukungan dan perhatian dari keluarga serta lingkungan sekitar sangat penting untuk mencegah tragedi yang tidak perlu. Jangan sampai kita terlambat untuk membantu orang yang kita sayangi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan