Rumah Lansia di Pangandaran Roboh Akibat Hujan Deras

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Dusun Mandala, Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, sebuah insiden mengerikan terjadi ketika atap rumah seorang warga lanjut usia bernama Marji, berusia 81 tahun, runtuh saat hujan lebat menimpa daerah tersebut.

Insiden ini berkembang pada Selasa, 18 Agustus 2025, sekitar pukul 01.30 WIB, ketika Marji sedang tidur dan berdiri sendiri di dalam rumahnya. Menurut keterangan yang disampaikan oleh Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran, Nana Suryana, keruntuhan atap ini dipicu oleh kondisi atap yang sudah lama rusak dan rentan terhadap kerusakan.

Hujan deras menjadi penggerak utama insiden ini, namun kondisi atap yang sudah rusak menjadi faktor dominan yang menyebabkan runtuhnya atap tersebut. Nana menambahkan bahwa atap tersebut sudah lama mengalami kebocoran dan kemungkinan besar tidak pernah diperbaiki oleh pemilik rumah.

“Atap yang tidak stabil berhasil runtuh dan sempat mencederai korban,” kata Nana pada Selasa, 19 Agustus 2025. Keberadaan GRC (Granit Reinforced Concrete) yang bersilangan di dinding rumah justru membantu Marji untuk menghindari luka yang parah. Namun, bagian dinding rumah mengalami kerusakan yang cukup signifikan.

Pihak berwenang belum dapat menentukan sejauh mana kerugian yang dialami oleh Marji. Untuk sementara, Marji dipindahkan ke rumah anaknya karena rumahnya sudah tidak lagi aman untuk dihuni. Nana juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi bahaya yang timbul, terutama terkait kerusakan bangunan.

Tidak hanya di Desa Batukaras, rumah milik Dede Maspupah di Kecamatan Cigugur juga mengalami kerusakan akibat longsoran pada Sabtu, 16 Agustus 2025. Longsor tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dan juga dipicu oleh hujan lebat yang berlangsung sepanjang malam.

Cuaca ekstrem dengan hujan lebat telah terus menimpa Kabupaten Pangandaran dalam beberapa hari terakhir. Hal ini mengingatkan masyarakat untuk lebih hati-hati terhadap potensi bahaya yang mungkin terjadi, terutama terkait kerusakan bangunan.

Data Riset Terbaru:
Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan ekstrem seperti yang dialami di Kabupaten Pangandaran semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Data menunjukkan peningkatan frekuensi hujan lebat di wilayah tersebut sebesar 30% dalam lima tahun terakhir. Hal ini menambah risiko kerusakan infrastruktur, terutama bangunan yang sudah tua atau tidak terawat dengan baik.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kerusakan bangunan akibat hujan lebat bukan hanya masalah struktural, tetapi juga masalah pemeliharaan. Pemerintah setempat dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan rutin pada bangunan, terutama di daerah yang rentan terhadap cuaca ekstrem. Peningkatan kesadaran akan kesiapan dalam menghadapi bencana juga sangat penting.

Kesimpulan:
Insiden seperti ini menjadi pengingat bahwa kerusakan bangunan tidak hanya disebabkan oleh cuaca, tetapi juga oleh penyalahan pemeliharaan. Warga perlu lebih proaktif dalam menjaga kondisi rumah mereka, sementara pemerintah dapat berperan lebih aktif dalam memberikan informasi dan dukungan. Dengan kerja sama antara semua pihak, risiko bencana dapat diminimalkan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan