Pemerintah Indonesia sedang merencanakan penerbitan surat utang yang menggunakan mata uang renminbi, atau yang dikenal sebagai Dim Sum Bond, setelah sukses meluncurkan Kangaroo Bond perdananya yang langsung digemari oleh investor dari berbagai belahan dunia. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk memperluas jaringan investornya dan mengoptimalkan sumber pembiayaan APBN.
Novi Puspita Wardani, yang saat ini menjabat sebagai Pejabat Direktur Surat Utang Negara di Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Perbankan Pemerintah Kementerian Keuangan, menjelaskan bahwa rencana penerbitan Dim Sum Bond sudah dimasukkan ke dalam daftar proyek setelah Kangaroo Bond diterbitkan pada 7 Agustus tahun ini.
“Setelah sukses dengan Kangaroo Bond, tahap selanjutnya adalah penerbitan perdana Dim Sum Bond untuk menjangkau lebih banyak investor di Asia serta memperkuat diversifikasi instrumen pembiayaan APBN,” ujar Novi dalam pernyataan resmi, Rabu (20/8/2025).
Meski demikian, Novi belum bisa menyebutkan tanggal pasti untuk penerbitan tersebut. Menurutnya, pemerintah akan mengatur waktu peluncuran dengan memperhatikan kondisi pasar obligasi serta kebutuhan dana negara. “Kita akan terus menerapkan strategi pembiayaan yang cermat, adaptif, dan terencana, dengan mempertimbangkan waktu peluncuran, jenis instrumen, dan perbandingan mata uang yang digunakan,” tambahnya.
Kemarin, penerbitan perdana Kangaroo Bond dengan denominasi dolar Australia berhasil mencatat permintaan investasi yang luar biasa, mencapai AU$ 8 miliar atau setara dengan 10 kali lipat target awal sebesar AU$ 800 juta. Investor berasal dari berbagai wilayah, termasuk Australia, Asia, Eropa, Timur Tengah, hingga Afrika.
Kehadiran pesaing dalam transaksi ini memungkinkan pemerintah menetapkan bunga kompetitif yaitu 4,427% untuk jangka waktu 5 tahun dan 5,380% untuk jangka waktu 10 tahun. Dana yang diperoleh dari penerbitan ini akan dialokasikan untuk mendukung APBN 2025. Obligasi ini juga sudah mendapatkan peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari S&P, dan BBB dari Fitch.
Tahap selanjutnya dalam strategi diversifikasi pembiayaan APBN dengan penerbitan Dim Sum Bond menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengembangkan pasar obligasi internasional. Hal ini tidak hanya memperkuat posisi finansial negara, tetapi juga membuka peluang kolaborasi lebih luas dengan investor global yang berminat dalam pasar Asia. Keberhasilan ini juga memberikan sinyal positif tentang kepercayaan investor terhadap kestabilan ekonomi Indonesia.
Dengan langkah-langkah strategis seperti ini, pemerintah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya finansial dengan bijak. Kestabilan dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat terus didukung oleh berbagai inisiatif inovatif dalam pembiayaan, memastikan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat.
Pemerintah telah menunjukkan keberanian dalam mengejar kesempatan baru di pasar global. Hal ini bukan hanya tentang mencari dana, tetapi juga tentang membangun reputasi dan kepercayaan yang lebih kuat di tingkat internasional. Dengan pendantingan yang semakin intensif, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam arus investasi global, membuka jalan bagi lebih banyak peluang bagi warga negara.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Owner Thecuy.com