Pemandangan Wisata Bali Dihantui Kenaikan Turis dan Sampah

dimas

By dimas

Pariwisata dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk mendorong perkembangan ekonomi negara. Hal ini diungkap langsung oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Menurutnya, kedatangan setiap wisatawan memberikan peluang baru untuk ekonomi, seperti pembukaan lapangan kerja, masuknya investasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar destinasi wisata.

Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata utama Indonesia yang dikenal di seluruh dunia. Namun, saat ini, pariwisata di Bali menghadapi beberapa tantangan, seperti kelebihan wisatawan, kemacetan, dan penyumpahan sampah yang meluap. Oleh karena itu, menurut Luhut, pembenahan pariwisata di Bali perlu dilakukan dengan serius.

Dalam akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, Luhut mengutip perbincangan dengan Carolyn Turk, Country Director World Bank Indonesia. Carolyn menegaskan bahwa setiap upaya untuk menarik wisatawan tidak akan berarti banyak jika Bali tidak diberdayakan dengan baik. Bali, katanya, merupakan barometer utama dari daya tarik wisata Indonesia.

Hari ini, Luhut dan beberapa menteri berdiskusi tentang strategi baru untuk mengelola pariwisata Bali. Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk merancang strategi pemerintah dalam mengelola pariwisata agar pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berkualitas dan berkelanjutan.

Luhut membagikan hasil kajian DEN yang menunjukkan bahwa ekonomi Bali tumbuh dengan pesat karena wisatawan mancanegara kembali, bahkan melebihi kondisi sebelum pandemi. Namun, pemulihan yang cepat ini juga membawa masalah baru, seperti kelebihan wisatawan di Canggu, Kuta, dan Ubud, serta masalah sampah dan kemacetan yang parah.

Selain itu, Luhut juga menyoroti peningkatan pelanggaran oleh wisatawan asing di Bali. Pelanggaran tersebut beragam, mulai dari penyalahgunaan visa investor hingga pelanggaran izin tinggal. Audit BPKP mengungkap bahwa banyak usaha modal asing di Bali yang tidak memenuhi syarat hukum, termasuk pemberian izin UMKM untuk usaha modal asing, yang dilarang secara hukum. Sekitar 39,7% usaha asing di Bali tidak memenuhi persyaratan usaha.

Luhut mengemuka bahwa masalah ini akan merugikan UMKM lokal. Menurutnya, jika tidak segera ditangani, masalah ini akan berdampak besar pada pariwisata Bali di masa depan. DEN dan Bank Dunia sedang menyusun studi komprehensif untuk merencanakan pengelolaan pariwisata yang lebih baik. Beberapa langkah jangka pendek yang diajukan oleh DEN termasuk perbaikan sistem perizinan OSS, penegakan hukum yang ketat terhadap pelanggaran wisatawan, pengelolaan sampah yang terintegrasi, dan pengembangan transportasi umum di Bali.

Luhut berharap hasil pertemuan hari ini dapat memperkuat kolaborasi antar-sektor, sehingga pariwisata tidak hanya menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Bali dan meningkatkan popularitas pariwisata Indonesia di mata dunia.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa pariwisata Bali memiliki potensi besar untuk berkembang, tetapi harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik. Studi menunjukkan bahwa destinasai wisata yang terlalu ramai dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas pengalaman wisatawan. Oleh karena itu, pendekatan berkelanjutan dan penegakan hukum yang kuat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan pariwisata di Bali.

Studi kasus di Bali menunjukkan bahwa penjualan produk lokal wieban dan kerajinan tangan mengalami peningkatan sebesar 30% setelah implementasi program pariwisata berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang baik tidak hanya dapat mempertahankan daya tarik pariwisata, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat setempat.

Memang, pariwisata Bali memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu motor penggerak ekonomi Indonesia. Namun, untuk menjaga keberlanjutan dan kualitasnya, upaya serius perlu dilakukan. Dengan pengelolaan yang cerdas, pariwisata Bali dapat terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak.

Bali, dengan keindahan dan budayanya yang unik, memiliki kesempatan emas untuk menjadi contoh sukses dalam pariwisata berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pihak pariwisata, Bali dapat bertransformasi menjadi destinasi wisata yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. Mari kita semuanya berperan aktif dalam menjaga keindahan Bali dan menjadikan pulau itu menjadi destinasi yang lebih baik bagi wisatawan dan tempat tinggal yang lebih indah bagi masyarakat setempat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan