169 orang tewas akibat gelombang panas selama 16 hari di Spanyol

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Spanyol mengalami serangkaian gelombang panas yang berlangsung selama 16 hari, menewaskan 1.149 jiwa. Menurut laporan dari AFP, Selasa (19/8/2025), data kematian tersebut diungkapkan pejabat mulai 3 Agustus hingga 18 Agustus. Jumlah korban yang signifikan tersebut dihubungkan dengan suhu ekstrem yang menggempur seluruh wilayah negara.

Institut Kesehatan Carlos III meng_process data melalui Sistem Pemantauan Mortalitas (MoMo) Spanyol, yang kemudian dibandingkan dengan tren sejarah. Selain itu, institusi tersebut juga memasukkan faktor-faktor seperti kondisi cuaca dari Badan Meteorologi Nasional AEMET untuk mengevaluasi kemungkinan kaitan antara gelombang panas dengan kematian yang terjadi. Meskipun MoMo tidak dapat secara pasti menentukan penyebab langsung, mereka memberikan estimasi yang paling akurat tentang kemungkinan dampak panas terhadap angka kematian tersebut.

Bulan Juli juga tercatat sebagai periode kritis, dengan 1.060 kematian berlebih yang dikaitkan dengan suhu ekstrem. Kenaikan ini mencapai 57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ahli iklim menyoroti bahwa pergeseran iklim global menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, intens, dan sering terjadi di berbagai belahan dunia.


Kondisi iklim yang terus berubah menjadi salah satu tantangan global yang memerlukan perhatian serius. Ketika suhu naik, dampaknya tidak hanya terasa pada cuaca, tetapi juga pada kesehatan dan keselamatan manusia. Meningkatkan kesadaraan tentang dampak panas ekstrem dan mengembangkan strategi adaptasi menjadi kunci untuk melindungi nyawa dan memastikan masa depan yang lebih aman bagi generasi mendatang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan