RSUD Poso: 2 Korban Meninggal dan 11 Lainnya Dirawat Akibat Gempa M 5,8

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di kota Poso, Sulawesi Tengah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) telah melaporkan dua orang korban yang tidak selamat akibat gempa berskala 5,8. Pasien tersebut telah menerima perawatan intensif sebelum meninggal dunia. Direktur RSUD Poso, Jemy Wololy, mengungkapkan bahwa korban kedua, Ernius Bambe (57 tahun), wafat pada Selasa pagi. Sebelumnya, pada Minggu malam (17 Agustus 2025), Katrin Kande telah meninggal dunia setelah juga menjalani perawatan intensif di RSUD Poso. Sekarang, fasilitas kesehatan masih memer соседkan korban gempa dengan luka-luka yang beragam, mulai dari kritis hingga ringan. Ada dua pasien yang masih dalam pengawasan di ICU, sembilan pasien dalam perawatan bedah, dua pasien telah pulang, dan dua lainnya telah meninggal dunia, termasuk Ernius. Khusus untuk memberantas risiko gempa susulan yang masih mungkin terjadi, RSUD Poso menjalankan operasional dari tenda darurat demi keamanan dan kelancaran evakuasi korban.

Dalam rangka menanggapi dampak gempa tersebut, Pemerintah Kabupaten Poso telah menetapkan status tanggap darurat pascagempa selama 14 hari, yaitu mulai 18 Agustus hingga 31 Agustus 2025. Keputusan ini didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Poso Nomor 100.3.3.2/0580/2025, yang meliputi wilayah Kecamatan Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, dan Poso Pesisir Selatan.

Gempa bumi yang menghantam Poso mengingatkan betapa rawan wilayah ini terhadap bencana alam. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa kawasan ini termasuk daerah dengan aktivitas seismik tinggi. Pada tahun-tahun sebelumnya, gempa serupa telah menyebabkan kerusakan struktur bangunan dan kehilangan nyawa. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur yang tahan gempa menjadi prioritas utama bagi pemerintah setempat.

Dalam menghadapi tantangan ini, masyarakat harus terus diperkuat dalam hal kesadaran risiko bencana. Pelatihan penanganan darurat, sistem peringatan dini yang lebih cepat, dan dukungan psikososial bagi korban juga perlu diperkuat. Dengan demikian, tidak hanya untuk menghindari korban jiwa, tetapi juga untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap keamanan di kawasan ini.

Gempa yang terjadi tidak hanya mengganggu kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengujikeras kekuatan dan keberdayaan masyarakat Poso. Semangat solidaritas dan kerja sama antara pemerintah, organisasi kemanusiaan, dan warga setempat menjadi kunci untuk mengatasi dampak bencana ini. Dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti, kesadaran kolektif dan persiapan yang matang akan menjadi langkah penting untuk membangun kembali kehidupan yang lebih aman dan utuh.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan