Warga Gandaria Ria dengan Jembatan Angkat Yang Bisa Buka Tutup

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta telah memperkenalkan jembatan bascule pertamanya, yang dikenal sebagai Jembatan Antar Kampung (JAK) Angkat Gandaria atau JAK Angkat Mulia. Warga Gandaria, Jakarta Selatan, sangat antusias dengan adanya infrastruktur ini.

Jembatan tersebut, yang diluncurkan oleh Kadis Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo, menghubungkan beberapa kampung di Gandaria. Pembangunan jembatan ini dilakukan oleh Suku Dinas Bina Marga Jaksel, yang menonjolkan teknologi modern karena fungsinya yang dapat dibuka dan ditutup.

Heru menjelaskan bahwa jembatan sepanjang 9 meter dengan lebar 1,5 meter ini akan memudahkan dalam membersihkan Kali Grogol di bawahnya. Pembangunan jembatan ini sejalan dengan permintaan warga, karena jembatan sebelumnya sudah rusak dan berbahaya, bahkan beberapa bagiannya bergetar saat dilalui kendaraan.

Proses pembangunan jembatan ini berlangsung selama tiga bulan, dimulai pada Juni 2025, dengan dukungan pihak ketiga yang ahli di bidangnya.

Jembatan ini menghubungkan Jalan Gandaria I, RT.001/RW. Keramat Pela, Kebayoran Baru, dengan Jalan Mulia 1, RT. 001/RW. 005, Kebayoran Lama Utara. Panjang jembatan mencapai 9 meter dengan lebar 1,5 meter, dilengkapi dengan pagar setinggi sekitar satu meter berwarna putih dan biru. Pijakannya terbuat dari sejumlah plat besi berwarna abu-abu, sementara handrail perak terpasang dengan rapi tanpa dicat.

Jembatan ini dirancang sehingga hanya bisa dilintasi oleh satu sepeda motor sekaligus. Di setiap ujung jembatan, terdapat tuas yang dapat diputar untuk mengangkat jembatan. Tuas ini dikunci agar tidak bisa sembarangan orang memainkannya, menghindari gangguan mobilitas warga. Saat diuji oleh detikcom, terasa sedikit getaran pada jembatan karena tidak ada penahan di bawahnya.

Warga Gandaria sangat gembira dengan kehadiran jembatan bascule baru ini. Mereka menilai jembatan ini lebih kokoh, modern, dan dapat mengurangi risiko banjir. Seorang warga bernama Ratna (45) mengungkapkan bahwa jembatan lama sudah rusak parah dan berbahaya, bahkan bergetar saat dilalui motor.

Penumpukan sampah di bawah jembatan lama juga menjadi salah satu penyebab banjir. Jembatan lama memiliki tiang penyangga di bawahnya, tempat sampah menyangkut dan menghambat aliran air. Dengan desain baru yang tidak memiliki penyangga di bawahnya, diharapkan aliran air menjadi lebih lancar.

Warga berharap sistem buka-tutup jembatan ini memungkinkan alat berat seperti backhoe masuk ke area kali untuk membersihkan lumpur dan sampah, terutama saat musim hujan. Sebelumnya, masuknya alat berat menjadi sulit.

Wati (35), warga lainnya, mengaku senang dan telah mencoba jembatan baru tersebut. Ia berharap jembatan ini dapat memastikan wilayah mereka tidak lagi terkena banjir karena aliran air yang lancar.

Wati juga menilai konsep jembatan ini unik, mirip dengan yang ada di luar negeri. Hal ini sesuai dengan pengucapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (Doel), yang menyatakan keinginan agar Jakarta memiliki fasilitas seperti di Belanda.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan