Prabowo Konsolidasi Masa Depan Investasi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pidato Presiden Prabowo Subianto mengenai nota keuangan RAPBN 2026 menyoroti upaya pengembangan sumber daya manusia melalui reformasi sistem pendidikan. Anggaran pendidikan tahun 2026 mencapai Rp 757,8 triliun, menjadi yang tertinggi dalam sejarah dan mencerminkan fokus pemerintah pada pembangunan SDM sebagai prioritas utama di awal masa jabatannya.

Fakta ini signifikan karena seluruh negara maju selalu menjadikan pembangunan SDM sebagai fokus utama. Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kesadaran akan pentingnya manusia sebagai faktor kunci kemajuan peradaban.

Menurut teori human capital, peningkatan produktivitas nasional memerlukan investasi di sektor pendidikan. Kualitas SDM akan memengaruhi posisi Indonesia dalam persaingan global yang semakin mengandalkan pengetahuan dan inovasi. Indeks Human Capital tahun 2020 menunjukkan skor Indonesia hanya 0,54, masih jauh di bawah negara maju yang rata-rata mencapai 0,80.

Alokasi dana pendidikan yang besar ini, jika dimanfaatkan dengan optimal, dapat menjadi katalisator peningkatan mutu pendidikan yang pada akhirnya mendorong transformasi ekonomi ke arah industri bernilai tambah tinggi.

Tantangan utama tidak terletak pada besarnya anggaran, tetapi pada efektivitas penggunaannya. Pemerintah berfokus pada peningkatan kompetensi guru, pengembangan pendidikan vokasi, dan penyesuaian kurikulum dengan tuntutan industri. Program seperti Indonesia Pintar untuk 21,1 juta pelajar, KIP Kuliah untuk 1,2 juta mahasiswa, serta penguatan Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggul Garuda menjadi sarana penting untuk meningkatkan pemerataan pendidikan berkualitas, terutama bagi masyarakat kurang mampu.

Peningkatan kuota beasiswa LPDP menjadi 4.000 mahasiswa pada 2026 dengan penekanan pada bidang STEM merupakan kebijakan penting untuk memperkuat kapasitas riset dan inovasi nasional yang mendukung daya saing industri.

Ekonomi modern kini lebih bertumpu pada intelektualitas, kemampuan inovasi, dan kualitas manusia dibanding sumber daya alam. Hasil survei Arus Survei Indonesia tahun 2021 menunjukkan harapan masyarakat terhadap sistem pendidikan berupa pembentukan SDM unggul (24,4%), pencerdasan bangsa (23,3%), daya saing global (12,2%), dan fokus pada inovasi (10,4%).

Keberhasilan implementasi bergantung pada konsistensi kebijakan, akuntabilitas pengelolaan anggaran, serta peran serta masyarakat dalam pengawasan. Untuk memaksimalkan dampak investasi pendidikan, diperlukan kolaborasi strategis dengan pihak swasta dan lembaga internasional dalam penyediaan fasilitas, program magang, dan pelatihan berbasis industri.

Kolaborasi ini dapat meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Misalnya, sekolah vokasi teknologi dapat bekerja sama dengan perusahaan seperti Microsoft atau Google untuk pengembangan laboratorium digital dan kurikulum terkini. Di sektor manufaktur, kemitraan dengan produsen otomotif seperti Toyota atau Hyundai dapat memberikan pengalaman magang yang memenuhi standar industri global.

Kerja sama serupa dapat diterapkan di bidang pertanian dan perikanan, seperti kolaborasi antara universitas dengan perusahaan agritech untuk pengembangan teknologi budidaya yang efisien.

Skema kemitraan publik-swasta ini dapat meringankan beban anggaran negara sekaligus memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja. Dengan demikian, anggaran pendidikan sebesar Rp 757,8 triliun dapat menghasilkan SDM yang kompeten dan siap bersaing di tingkat global.

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang dampaknya baru terlihat dalam beberapa generasi. Alokasi anggaran terbesar ini menjadi fondasi penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dengan implementasi yang konsisten, kebijakan ini tidak hanya menjadi catatan fiskal, tetapi juga warisan strategis untuk menciptakan generasi yang unggul, inovatif, dan berdaya saing tinggi di panggung dunia.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan