Pemerintah berencana menghilangkan kemiskinan ekstrem hingga 0% pada tahun 2026. Namun, ada kemungkinan target ini bisa dicapai lebih cepat, bahkan mungkin tahun ini.
Budiman Sudjatmiko, Kepala BP Taskin, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada 2026. Sementara itu, tingkat kemiskinan relatif diharapkan turun menjadi 4,5% dari angka saat ini yang mencapai 8,47%.
“Target utama Presiden Prabowo adalah nol persen kemiskinan ekstrem pada 2026. Mendekati nol persen lebih realistis karena nol persen sempurna sulit dicapai. Untuk kemiskinan relatif, ditargetkan 4,5% pada 2029, dari angka saat ini 8,47%,” jelasnya dalam konferensi pers yang diadakan oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan mengenai Progres Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2025).
Pengurangan angka kemiskinan ekstrem juga akan didukung dengan perluasan lapangan kerja untuk menyerap lebih banyak pekerja.
Dua program pemerintah diperkirakan akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Pertama, program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Menurut Budiman, program ini mampu menyerap sekitar 2 juta pekerja dari total 80.000 Koperasi Desa Merah Putih.
“Berdasarkan perhitungan, minimal 2 juta lapangan kerja baru akan tercipta jika 80.000 koperasi ini berjalan,” ujarnya.
Kedua, tambahan tenaga kerja dari program MBG. Nanik S. Deyang, Wakil Kepala I BP Taskin, menyatakan bahwa program ini diperkirakan mampu menyerap 3,5 juta pekerja. Perkiraan ini didasarkan pada asumsi bahwa satu dapur MBG mempekerjakan 50 orang, dikalikan target 30.000 dapur MBG.
“Jika satu dapur melibatkan 50 pekerja, maka dengan 30.000 dapur, sekitar 1,5 juta pekerja terserap. Jadi, tahun ini diperkirakan ada 3,5 juta pekerja baru,” ungkapnya.
Nanik menambahkan bahwa ini baru dari dua program prioritas. Ke depannya, penyerapan tenaga kerja akan terus bertambah melalui program-program lain.
“Ini baru dua program. Belum termasuk Sekolah Rakyat yang akan menyerap guru honorer. Dari MBG dan koperasi saja, sekitar 3,5 juta pekerja baru diharapkan tahun ini. Dengan demikian, kemiskinan ekstrem diharapkan bisa dihapuskan sebelum 2026,” tegasnya.
Sebelumnya, Budiman menjelaskan cara mencapai target nol persen kemiskinan ekstrem, salah satunya dengan mendorong kewirausahaan di berbagai sektor.
“Berdasarkan data terakhir Maret 2024, kemiskinan ekstrem berada di 0,83% atau sekitar 2,35 juta jiwa. Target nol persen pada akhir 2026 masih realistis dengan mendorong usaha pemberdayaan ekonomi di berbagai bidang,” katanya kepada detikcom, 24 April 2025.
Untuk mencapainya, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 504,7 triliun untuk program jaminan sosial.
“Pertama, PKH dan BPNT di Kemensos sebesar Rp 79,59 triliun. Kedua, PIP dan KIP Kuliah Rp 30 triliun. Ketiga, PBI BPJS Kesehatan Rp 49 triliun. Keempat, BLT Desa Rp 10,7 triliun. Kelima, subsidi energi dan non-energi Rp 330 triliun,” jelasnya.
Pemerintah optimis target penghapusan kemiskinan ekstrem dapat tercapai dengan berbagai program dan alokasi anggaran yang telah disiapkan.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Owner Thecuy.com